Oleh Teddy Wibisana
KABARIKU – Avigan dan Kloroquin saat ini dikatakan dapat menyembuhkan Corona. Sebagian masyarakat, baik yang kritis maupun mereka yang memiliki preferensi politik yang berbeda dengan pemerintah, mempertanyakan keputusan pemerintah untuk mengimpor (menggunakan) 2 obat tersebut untuk mengatasi wabah Corona.
Yang memiliki preferensi politik yang berbeda, bukan hanya mempertanyakan, bahkan mengejek keputusan tersebut. Mereka mengejek: “orang sakit Corona kok dikasi obat flue (avigan) dan obat malaria (klorokuin)…(sambil mengumpat)”.
Bagi yang mengejek, saya selalu katakan: “Pada tahun 1980an, mungkin mereka akan mengejek, jika aspirin digunakan untuk obat jantung dan stroke, karena saat itu aspirin sangat dikenal sebagai obat nyeri dan demam. Mereka mengejek karena tidak tau bahwa saat itu sudah ada penelitian dan uji klinis yang menunjukan bahwa aspirin memiliki efek pengenceran darah, yang baik untuk penderita jantung koroner. Dan saat ini aspirin bukan hanya dipakai sebagai obat jantung, juga untuk pencegahan terhadap serangan jantung dan stroke.”
Satu obat yang sebelumnya diindikasikan untuk satu penyakit, setelah diteliti dan diuji, bisa saja kemudian diindikasikan untuk penyakit lainnya. Kuncinya itu tadi: melalui penelitian dan pengujian/uji klinis. Uji klinis biasanya diperbandingkan dengan kontrol (placebo) dan dilakukan multi center (di beberapa rumah sakit penelitian di beberapa negara), selain menguji efektifitasnya secara luas, juga untuk mengeliminir faktor genetika dan ras.
Bagaimana dengan penelitian dan uji klinis Avigan dan Kloroquin untuk corona? Avigan sudah diuji di Cina dan Jepang. Sedangkan Kloroquin baru diuji di Cina. Di Jepang sejak awal Februari sudah diresepkan para dokter untuk pengidap corona. Di Cina, Avigan dan Kloroquin terbukti berperan positif untuk mengatasi wabah Corona di sana.
Tapi dalam protokol uji klinis terkait harus dilakukannya secara multi center, memang belum mencukupi. Tapi kita sedang mengalami situasi darurat. Untuk itu, tetap yang utama saat ini adalah memutus mata rantai penyebaran, menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan tubuh. (*)