Jakarta, Kabariku – Menjelang pergantian tahun, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali mencatat operasi besar. Tujuh terduga teroris dari jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dan Ansharud Daulah (AD) diamankan di sejumlah wilayah, mulai Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Papua.
Langkah cepat Densus 88 itu mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Sandri Rumanama. Ia menilai operasi menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 menjadi penegasan hadirnya negara dalam menjamin rasa aman publik.
“Penangkapan para terduga teroris dari NII dan AD ini menjadi salah satu bukti kerja nyata Polri, khususnya Densus 88 yang patut kita apresiasi bersama,”
kata Sandri Rumanama kepada awak media, Rabu (31/12/2025).
Aktivis berdarah Melanesia asal Maluku itu menyebut langkah pencegahan Densus 88 krusial di tengah masih ditemukannya sel-sel terafiliasi kelompok teror yang bergerak senyap di masyarakat.
“Artinya Densus 88 mampu bekerja dan mengantisipasi potensi kekacauan. Hak publik untuk hidup damai, aman, dan terbebas dari teror itu bisa diwujudkan melalui Densus 88 Polri,” tandas Sandri.
Ia turut mengajak warga untuk berkolaborasi dengan aparat keamanan guna menutup ruang infiltrasi paham radikal dan ekstremisme.
“Saya menilai inilah Bhakti korps Bhayangkara Polri yang patut kita apresiasi. Alhamdulillah tidak ada kejadian-kejadian teror dan kegiatan Nataru bisa berjalan aman dan damai. Itu harus liat apresiasi ya,” tegasnya.
Rincian Penangkapan Jaringan NII dan Ansharud Daulah
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol. Syahardiantono memastikan rangkaian operasi ini merupakan bagian dari pengamanan Nataru.
Sementara itu, Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menjelaskan dua tersangka yang diamankan di Sumatera Utara terafiliasi struktur organisasi NII.
“Dilakukan penegakan hukum terkait perannya dalam struktur organisasi NII,” ujar Mayndra di Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Lima tersangka lain disebut berasal dari jaringan Ansharud Daulah yang berafiliasi dengan Daulah Islamiyah/ISIS dan aktif menyebarkan propaganda teror.
“Pendukung Daulah (ISIS) yang aktif menyerukan propaganda dan seruan untuk melakukan aksi teror,” ucapnya.
Kelima tersangka diamankan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua.
Jejak Kasus Teror Sepanjang 2025
Syahardiantono memaparkan bahwa sepanjang 2025, Densus 88 menangani sejumlah perkara teror menonjol, di antaranya:
- pengungkapan rekrutmen anak di bawah umur secara daring (110 target di 23 provinsi),
- penggagalan empat rencana aksi teror jaringan Ansharud Daulah,
- penangkapan tujuh tersangka dalam operasi pengamanan Nataru.
Selain itu, Densus 88 juga melakukan intervensi terhadap 68 anak di 18 provinsi yang terpapar ekstremisme melalui grup Terrorist Cyber Community (TCC), termasuk paham neo-Nazi dan white supremacy.
“Mereka ditemukan telah menguasai berbagai senjata berbahaya dengan rencana aksi yang menyasar lingkungan sekolah. Serta teman sejawat mereka,” kata Syahardiantono.
Polri menegaskan komitmen untuk memperkuat langkah pencegahan serta penindakan terhadap jaringan terorisme, terutama pada momentum strategis seperti perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun. (Bemby)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com


















Discussion about this post