• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Sabtu, Juli 5, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Berita

Haidar Alwi: Peran, Sumber Daya, dan Teknologi Metalurgi Ekstraktif untuk Unsur Tanah Jarang (REE)

Tresna Sobarudin oleh Tresna Sobarudin
5 Mei 2025
di Berita
A A
0
Haidar Alwi

Haidar Alwi

ShareSendShare ShareShare

Jakarta, Kabariku – Keberadaan Rare Earth Elements (REE) atau unsur tanah jarang semakin menarik perhatian publik global. Di tengah transisi energi bersih dan perlombaan teknologi tinggi antarnegara, REE menjadi komoditas strategis yang diperebutkan banyak kekuatan besar dunia. Namun ironisnya, di Indonesia, negara yang diperkirakan menyimpan potensi REE dalam jumlah besar, isu ini masih belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan nasional.

R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi care dan Haidar Alwi institute mengingatkan bahwa Indonesia harus segera bangun dari tidur panjang. Menurutnya, REE adalah senjata masa depan yang tak berbentuk peluru, tetapi mampu menentukan arah kekuasaan ekonomi, pertahanan, dan inovasi teknologi global.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kita terlalu sering menjadi eksportir mentah dan penonton dari revolusi industri global. Kini, di tangan kita ada bahan dasar peradaban digital dan energi masa depan. Kita tidak boleh lengah,” ujar Haidar Alwi.(5/5/2025)

RelatedPosts

Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Wafat, Dimakamkan secara Militer di TMP Kalibata

Serap Aspirasi, Yudha Puja Turnawan Gandeng SKPD Atasi Masalah Warga

Ade Armando Diangkat Jadi Komisaris Anak Usaha PLN, Dua Tahun Setelah Mundur dari PNS

Logam Kecil, Dampak Global Besar

REE adalah kelompok 17 unsur dalam tabel periodik, yang digunakan dalam berbagai teknologi mutakhir seperti mobil listrik, turbin angin, baterai energi baru, radar militer, dan satelit komunikasi. Bahkan dalam industri pertahanan, satu unit jet tempur modern seperti F-35 membutuhkan lebih dari 400 kg REE.

Meski disebut “tanah jarang”, unsur ini sebenarnya tidak terlalu langka dari sisi jumlah. Namun, kemurnian dan konsentrasi ekonomisnya sulit ditemukan. Itulah yang menjadikannya komoditas bernilai tinggi dan sulit digantikan. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa berlomba-lomba mengamankan pasokan logam ini dari wilayah-wilayah yang potensial.

Baca Juga  Haidar Alwi: Revisi RUU KUHAP dan Kejaksaan Berpotensi Meruntuhkan Sistem Hukum Berkeadilan

Indonesia dan Potensi yang Tersembunyi

Sejumlah data dan riset geologi menunjukkan bahwa Indonesia menyimpan cadangan REE yang signifikan. Beberapa di antaranya bahkan telah tercatat dalam data Kementerian ESDM, antara lain:

  1. Bangka Belitung: dikenal sebagai wilayah penghasil monazite, mineral pembawa REE yang umum ditemukan sebagai ikutan dalam tambang timah.
  2. Kalimantan Barat dan Tengah: menyimpan mineral xenotime, juga termasuk pembawa REE yang potensial.

Estimasi total cadangan bijih xenotime di Indonesia mencapai lebih dari 6,4 miliar ton, sedangkan monazite terukur mencapai lebih dari 52 juta ton.

Haidar Alwi menyebut data ini sebagai peringatan sekaligus peluang. “Negara lain sibuk berebut, kita justru belum menyentuhnya secara serius. Ini salah satu aset yang bisa mengubah posisi geopolitik Indonesia,” jelasnya.

Teknologi Ekstraktif: Hambatan atau Peluang?

Mengolah REE tidaklah semudah menambang batubara atau emas. Diperlukan serangkaian proses yang kompleks, mulai dari cracking mineral refraktori, pelindian dengan pelarut kimia, hingga pemurnian ion individu dengan tingkat presisi tinggi.

Tantangan terbesar datang dari fakta bahwa sebagian besar mineral REE juga mengandung unsur radioaktif seperti thorium dan uranium. Hal ini membutuhkan teknologi pengolahan dan penanganan limbah yang sangat ketat dan aman.

Namun, menurut Haidar Alwi, tantangan bukan alasan untuk mundur, melainkan panggilan untuk membangun pusat riset nasional, mendorong transfer teknologi, dan menyiapkan SDM unggul di bidang metalurgi, geologi, dan kimia industri.

Komoditas Strategis Militer dan Energi

Tidak seperti komoditas lain, REE bukan hanya menyangkut kebutuhan industri sipil. Ia menjadi penentu dalam strategi militer dan kedaulatan energi. Dalam berbagai laporan pertahanan Amerika dan Eropa, REE dikategorikan sebagai “critical raw material”, setara dengan minyak dan gas.

Baca Juga  Premanisme Ormas Bukan Hanya Tanggung Jawab Polri

Indonesia sebagai negara dengan letak strategis di jalur Indo-Pasifik harus menyadari bahwa REE adalah bagian dari arena perebutan pengaruh global. Menurut Haidar alwi, jika Indonesia tidak mengelola sendiri sumber dayanya, bukan tidak mungkin negeri ini kembali tergantung pada impor komponen teknologi dari negara pemilik REE.

Menuju Hilirisasi dan Kemandirian Industri Teknologi

Salah satu hal yang disoroti Haidar Alwi adalah kegagalan masa lalu Indonesia dalam melakukan hilirisasi. Selama ini, mineral diekspor dalam bentuk mentah, dan nilai tambahnya justru dinikmati negara lain.

Haidar Alwi menekankan pentingnya membangun:

  1. Pabrik pemurnian REE (smelter berbasis teknologi tinggi).
  2. Industri magnet permanen dalam negeri.
  3. Kemitraan global yang adil dan transfer teknologi.

“Bayangkan jika kita bisa memproduksi komponen baterai, turbin, atau radar di dalam negeri. Kita tidak hanya mengekspor logam, kita akan ekspor produk teknologi,” ungkap Haidar Alwi.

Langkah Strategis dan Rencana Aksi Nasional

Sebagai solusi konkret, Haidar Alwi mengajukan apa yang ia sebut sebagai “Rumus Strategi Nasional REE”:

R = Riset – Bangun pusat riset dan pengembangan REE dengan dukungan negara
E = Eksplorasi – Lakukan pemetaan potensi REE dari Aceh hingga Papua
E = Ekstraksi – Kembangkan teknologi pengolahan REE yang ramah lingkungan dan efisien

Konsep ini dinilai lebih realistis dibanding sekadar membentuk badan formal, karena langsung menyasar ekosistem sains, industri, dan kemandirian teknologi.

Kedaulatan Bukan Sekadar Retorika

Haidar Alwi menyampaikan pesan yang dalam dan penuh makna:

“Jika kita gagal mengelola REE hari ini, kita akan mengemis teknologi di masa depan. Tapi jika kita berani berdiri sendiri, REE bisa menjadi gerbang menuju Indonesia yang benar-benar berdaulat secara ekonomi, energi, dan ilmu pengetahuan.”

Baca Juga  Haidar Alwi: Apresiasi Kapolri dalam Usut Teror terhadap Tempo, Tapi Tempo Juga Harus Introspeksi

Menurutnya, kedaulatan bukan sekadar slogan. Ia harus diwujudkan dalam kebijakan, regulasi, dan keberpihakan kepada kepentingan nasional jangka panjang.

Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, Indonesia dihadapkan pada satu pilihan besar: menjadi lumbung REE dunia yang dikuasai asing, atau menjadi poros kekuatan teknologi Asia dengan REE sebagai pijakannya.

Langkah pertama hanya bisa diambil jika pemerintah, industri, dan akademisi mau duduk bersama dan bertindak sekarang, bukan nanti. (Bem)***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: energi bersihHaidar AlwiRare Earth Elementsunsur tanah jarang
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Satu Calon Hakim Agung dan Satu Calon Ad hoc HAM Mundur, Ini 69 Calon Hakim Agung Kamar Pidana

Post Selanjutnya

Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Segera Cair, Ini Rincian Komponen dan Jadwalnya

RelatedPosts

Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh wafat pada Jumat (4/7/2025)

Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Wafat, Dimakamkan secara Militer di TMP Kalibata

5 Juli 2025

Serap Aspirasi, Yudha Puja Turnawan Gandeng SKPD Atasi Masalah Warga

4 Juli 2025
Ade Armando

Ade Armando Diangkat Jadi Komisaris Anak Usaha PLN, Dua Tahun Setelah Mundur dari PNS

4 Juli 2025
Sekretaris Jenderal Pasbata Jokowi-Prabowo, Budiyanto Hadinagoro, menantang Roy Suryo bertinju atau MMA/Istimewa

Sekjen Pasbata Budiyanto Tantang Roy Suryo Tinju atau MMA, Terserah

4 Juli 2025
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman

Istri Menteri UMKM Dituding Pakai Fasilitas Negara ke Eropa, Maman Abdurrahman Klarifikasi Langsung ke KPK

4 Juli 2025

Kajati Kepri Dorong Transparansi Dana Desa Melalui Program JAGA Desa di Kabupaten Lingga

4 Juli 2025
Post Selanjutnya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Segera Cair, Ini Rincian Komponen dan Jadwalnya

Pertamina Drilling dan NPS Energy Indonesia Teken MoU untuk Kembangkan Teknologi ERRA

Discussion about this post

KabarTerbaru

Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh wafat pada Jumat (4/7/2025)

Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Wafat, Dimakamkan secara Militer di TMP Kalibata

5 Juli 2025

KPK Pastikan Pelajari Dokumen Soal “Misi Budaya” Istri Menteri UMKM

5 Juli 2025

Serap Aspirasi, Yudha Puja Turnawan Gandeng SKPD Atasi Masalah Warga

4 Juli 2025
Ade Armando

Ade Armando Diangkat Jadi Komisaris Anak Usaha PLN, Dua Tahun Setelah Mundur dari PNS

4 Juli 2025
Sekretaris Jenderal Pasbata Jokowi-Prabowo, Budiyanto Hadinagoro, menantang Roy Suryo bertinju atau MMA/Istimewa

Sekjen Pasbata Budiyanto Tantang Roy Suryo Tinju atau MMA, Terserah

4 Juli 2025
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman

Istri Menteri UMKM Dituding Pakai Fasilitas Negara ke Eropa, Maman Abdurrahman Klarifikasi Langsung ke KPK

4 Juli 2025

Kajati Kepri Dorong Transparansi Dana Desa Melalui Program JAGA Desa di Kabupaten Lingga

4 Juli 2025
Gedung MPR RI

Mantan Sekjen MPR Diduga Terima Rp17 Miliar dari Commitment Fee Pengadaan Barang dan Jasa

4 Juli 2025
Tim SAR mengevakuasi korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di selat Bali, Kamis (3/7/2025). Dok. Kodam IX/Udayana

Identitas 6 Korban Tewas dan 29 Korban Selamat Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali: 30 Masih Hilang

4 Juli 2025

Kabar Terpopuler

  • Viral Pasien BPJS Meninggal Dunia di RSUD Cibabat, Diduga Lambatnya Penanganan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • HUT Bhayangkara ke-79 Digelar di Monas, Sederet Jalan Ini Akan Ditutup 1 Juli 2025 Mulai Pagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DNIKS Dukung Porturin Sukseskan Ajang Olahraga Tunarungu Asia Tenggara 2025 di Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Sejarah dari Bandung: Seruan Melawan Lupa dan Penuntasan Tragedi Kemanusiaan Mei 1998

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Dalami Kasus EDC Bank BRI Senilai Rp2,1 Triliun, 13 Orang Dicekal Usai Penggeledahan di Dua Tempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mantan Sekjen MPR Diduga Terima Rp17 Miliar dari Commitment Fee Pengadaan Barang dan Jasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.