• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, November 17, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Profile
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home News

Haidar Alwi: Peran, Sumber Daya, dan Teknologi Metalurgi Ekstraktif untuk Unsur Tanah Jarang (REE)

Tresna Sobarudin oleh Tresna Sobarudin
5 Mei 2025
di News
A A
0
Haidar Alwi

Haidar Alwi

ShareSendShare ShareShare

Jakarta, Kabariku – Keberadaan Rare Earth Elements (REE) atau unsur tanah jarang semakin menarik perhatian publik global. Di tengah transisi energi bersih dan perlombaan teknologi tinggi antarnegara, REE menjadi komoditas strategis yang diperebutkan banyak kekuatan besar dunia. Namun ironisnya, di Indonesia, negara yang diperkirakan menyimpan potensi REE dalam jumlah besar, isu ini masih belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan nasional.

R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi care dan Haidar Alwi institute mengingatkan bahwa Indonesia harus segera bangun dari tidur panjang. Menurutnya, REE adalah senjata masa depan yang tak berbentuk peluru, tetapi mampu menentukan arah kekuasaan ekonomi, pertahanan, dan inovasi teknologi global.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kita terlalu sering menjadi eksportir mentah dan penonton dari revolusi industri global. Kini, di tangan kita ada bahan dasar peradaban digital dan energi masa depan. Kita tidak boleh lengah,” ujar Haidar Alwi.(5/5/2025)

RelatedPosts

BPBD Ciamis Asesmen Sejumlah Rumah dan Fasilitas Pendidikan Ambruk Akibat Cuaca Ekstrem

Pemkab Cirebon Perluas Kampung Donor Darah untuk Perkuat Stok PMI

Warga Hibahkan Tanah untuk Jalan Umum, Wabup Garut: “Gerakan Dimulai dari Masyarakat”

Logam Kecil, Dampak Global Besar

REE adalah kelompok 17 unsur dalam tabel periodik, yang digunakan dalam berbagai teknologi mutakhir seperti mobil listrik, turbin angin, baterai energi baru, radar militer, dan satelit komunikasi. Bahkan dalam industri pertahanan, satu unit jet tempur modern seperti F-35 membutuhkan lebih dari 400 kg REE.

Meski disebut “tanah jarang”, unsur ini sebenarnya tidak terlalu langka dari sisi jumlah. Namun, kemurnian dan konsentrasi ekonomisnya sulit ditemukan. Itulah yang menjadikannya komoditas bernilai tinggi dan sulit digantikan. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa berlomba-lomba mengamankan pasokan logam ini dari wilayah-wilayah yang potensial.

Baca Juga  Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kwarnas Gerakan Pramuka Jelang Hari Pramuka dan Jambore Dunia

Indonesia dan Potensi yang Tersembunyi

Sejumlah data dan riset geologi menunjukkan bahwa Indonesia menyimpan cadangan REE yang signifikan. Beberapa di antaranya bahkan telah tercatat dalam data Kementerian ESDM, antara lain:

  1. Bangka Belitung: dikenal sebagai wilayah penghasil monazite, mineral pembawa REE yang umum ditemukan sebagai ikutan dalam tambang timah.
  2. Kalimantan Barat dan Tengah: menyimpan mineral xenotime, juga termasuk pembawa REE yang potensial.

Estimasi total cadangan bijih xenotime di Indonesia mencapai lebih dari 6,4 miliar ton, sedangkan monazite terukur mencapai lebih dari 52 juta ton.

Haidar Alwi menyebut data ini sebagai peringatan sekaligus peluang. “Negara lain sibuk berebut, kita justru belum menyentuhnya secara serius. Ini salah satu aset yang bisa mengubah posisi geopolitik Indonesia,” jelasnya.

Teknologi Ekstraktif: Hambatan atau Peluang?

Mengolah REE tidaklah semudah menambang batubara atau emas. Diperlukan serangkaian proses yang kompleks, mulai dari cracking mineral refraktori, pelindian dengan pelarut kimia, hingga pemurnian ion individu dengan tingkat presisi tinggi.

Tantangan terbesar datang dari fakta bahwa sebagian besar mineral REE juga mengandung unsur radioaktif seperti thorium dan uranium. Hal ini membutuhkan teknologi pengolahan dan penanganan limbah yang sangat ketat dan aman.

Namun, menurut Haidar Alwi, tantangan bukan alasan untuk mundur, melainkan panggilan untuk membangun pusat riset nasional, mendorong transfer teknologi, dan menyiapkan SDM unggul di bidang metalurgi, geologi, dan kimia industri.

Komoditas Strategis Militer dan Energi

Tidak seperti komoditas lain, REE bukan hanya menyangkut kebutuhan industri sipil. Ia menjadi penentu dalam strategi militer dan kedaulatan energi. Dalam berbagai laporan pertahanan Amerika dan Eropa, REE dikategorikan sebagai “critical raw material”, setara dengan minyak dan gas.

Baca Juga  Satgas Saber Pungli dan Mitra Berkomitmen Kawal Program "Anti Pungli“ Pemerintah Prabowo - Gibran

Indonesia sebagai negara dengan letak strategis di jalur Indo-Pasifik harus menyadari bahwa REE adalah bagian dari arena perebutan pengaruh global. Menurut Haidar alwi, jika Indonesia tidak mengelola sendiri sumber dayanya, bukan tidak mungkin negeri ini kembali tergantung pada impor komponen teknologi dari negara pemilik REE.

Menuju Hilirisasi dan Kemandirian Industri Teknologi

Salah satu hal yang disoroti Haidar Alwi adalah kegagalan masa lalu Indonesia dalam melakukan hilirisasi. Selama ini, mineral diekspor dalam bentuk mentah, dan nilai tambahnya justru dinikmati negara lain.

Haidar Alwi menekankan pentingnya membangun:

  1. Pabrik pemurnian REE (smelter berbasis teknologi tinggi).
  2. Industri magnet permanen dalam negeri.
  3. Kemitraan global yang adil dan transfer teknologi.

“Bayangkan jika kita bisa memproduksi komponen baterai, turbin, atau radar di dalam negeri. Kita tidak hanya mengekspor logam, kita akan ekspor produk teknologi,” ungkap Haidar Alwi.

Langkah Strategis dan Rencana Aksi Nasional

Sebagai solusi konkret, Haidar Alwi mengajukan apa yang ia sebut sebagai “Rumus Strategi Nasional REE”:

R = Riset – Bangun pusat riset dan pengembangan REE dengan dukungan negara
E = Eksplorasi – Lakukan pemetaan potensi REE dari Aceh hingga Papua
E = Ekstraksi – Kembangkan teknologi pengolahan REE yang ramah lingkungan dan efisien

Konsep ini dinilai lebih realistis dibanding sekadar membentuk badan formal, karena langsung menyasar ekosistem sains, industri, dan kemandirian teknologi.

Kedaulatan Bukan Sekadar Retorika

Haidar Alwi menyampaikan pesan yang dalam dan penuh makna:

“Jika kita gagal mengelola REE hari ini, kita akan mengemis teknologi di masa depan. Tapi jika kita berani berdiri sendiri, REE bisa menjadi gerbang menuju Indonesia yang benar-benar berdaulat secara ekonomi, energi, dan ilmu pengetahuan.”

Baca Juga  Yan Mandenas: 'Fasilitas Listrik 24 Jam dan Internet 4G di Paniai Papua Menjadi Pilot Project'

Menurutnya, kedaulatan bukan sekadar slogan. Ia harus diwujudkan dalam kebijakan, regulasi, dan keberpihakan kepada kepentingan nasional jangka panjang.

Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, Indonesia dihadapkan pada satu pilihan besar: menjadi lumbung REE dunia yang dikuasai asing, atau menjadi poros kekuatan teknologi Asia dengan REE sebagai pijakannya.

Langkah pertama hanya bisa diambil jika pemerintah, industri, dan akademisi mau duduk bersama dan bertindak sekarang, bukan nanti. (Bem)***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: energi bersihHaidar AlwiRare Earth Elementsunsur tanah jarang
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Satu Calon Hakim Agung dan Satu Calon Ad hoc HAM Mundur, Ini 69 Calon Hakim Agung Kamar Pidana

Post Selanjutnya

Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Segera Cair, Ini Rincian Komponen dan Jadwalnya

RelatedPosts

Petugas melakukan pengecekan rumah warga yang ambruk dampak cuaca ekstrem di Desa Hujungtiwu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). ANTARA/HO-BPBD Ciamis

BPBD Ciamis Asesmen Sejumlah Rumah dan Fasilitas Pendidikan Ambruk Akibat Cuaca Ekstrem

16 November 2025
Pemkab Cirebon saat meresmikan kampung donor darah di Desa Babakangebang, Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/HO-Pemkab Cirebon.

Pemkab Cirebon Perluas Kampung Donor Darah untuk Perkuat Stok PMI

16 November 2025
Wakil Bupati Garut Putri Karlina/Kabariku

Warga Hibahkan Tanah untuk Jalan Umum, Wabup Garut: “Gerakan Dimulai dari Masyarakat”

16 November 2025
Forum Pemerhati Bangsa soroti lemahnya penerapan Pancasila yang memicu radikalisme dan intoleransi.(Foto:Ist)

Forum Pemerhati Bangsa: Lemahnya Pemahaman Pancasila Dorong Intoleransi di Masyarakat

16 November 2025

Penguatan Budaya Kerja ASN dan Membangun Citra Institusi Dibangun BKN

15 November 2025

Lima Pokja Dibentuk Tim Koordinasi Lintas K/L Program MBG

15 November 2025
Post Selanjutnya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan Segera Cair, Ini Rincian Komponen dan Jadwalnya

Pertamina Drilling dan NPS Energy Indonesia Teken MoU untuk Kembangkan Teknologi ERRA

Discussion about this post

KabarTerbaru

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) - kader Partai Gerindra, Bobby Nasution

Bobby Nasution Ikuti Sikap DPD Sumut Menolak Budi Arie Gabung Partai Gerindra

17 November 2025
Oplus_131072

Putusan MK Soal Polisi di Jabatan Sipil, FHUI: Perlu Diselaraskan dengan Regulasi Lain

17 November 2025

Omzet Panen Padi Cahyo Capai Rp15,6 Juta, Berkat Bantuan BAZNAS RI

17 November 2025
Petugas melakukan pengecekan rumah warga yang ambruk dampak cuaca ekstrem di Desa Hujungtiwu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). ANTARA/HO-BPBD Ciamis

BPBD Ciamis Asesmen Sejumlah Rumah dan Fasilitas Pendidikan Ambruk Akibat Cuaca Ekstrem

16 November 2025
Pemkab Cirebon saat meresmikan kampung donor darah di Desa Babakangebang, Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/HO-Pemkab Cirebon.

Pemkab Cirebon Perluas Kampung Donor Darah untuk Perkuat Stok PMI

16 November 2025
Alfira Anandika, atlet renang asal Garut yang meraih emas di Popnas 2025, bersiap mewakili Indonesia pada Asean School Games di Brunei Darussalam/Kabariku

Atlet Renang Garut Alfira Anandika Siap Harumkan Indonesia di Asean School Games

16 November 2025
Wakil Bupati Garut Putri Karlina/Kabariku

Warga Hibahkan Tanah untuk Jalan Umum, Wabup Garut: “Gerakan Dimulai dari Masyarakat”

16 November 2025
Forum Pemerhati Bangsa soroti lemahnya penerapan Pancasila yang memicu radikalisme dan intoleransi.(Foto:Ist)

Forum Pemerhati Bangsa: Lemahnya Pemahaman Pancasila Dorong Intoleransi di Masyarakat

16 November 2025

Struktur Ditjen Pesantren, Ini Penjelasan Menko PMK

16 November 2025

Kabar Terpopuler

  • Adian Napitupulu, Wakil Ketua BAM DPR RI, ketika melakukan kunjungan kerja ke PT Indofarma Tbk Selasa (11/11/2025)

    FSP BUMN IRA Dukung BAM DPR RI Kawal Pembayaran Pesangon Eks Karyawan Indofarma Global Medika

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Nasional FH UI, Irjen Andry Wibowo: “Reformasi Polri Tak Boleh Berhenti, Polisi adalah Wajah Negara”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejagung Telusuri Investasi Telkomsel di GoTo: Dari Obligasi Rp2,1 Triliun hingga Saham Rp6 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Umumkan Hasil Seleksi Administrasi, Berikut Daftar Lolos dari Direktur Penyelidikan hingga Kabiro Hukum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Soeharto Jadi Pahlawan, Lalu Kami Ini Siapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapolri Anugerahkan Bintang Bhayangkara Pratama kepada Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

Kabariku

SOROTMERAHPUTIH.COM BERITAGEOTHERMAL.COM

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 Kabariku.com

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan

© 2025 Kabariku.com