KABARIKU – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merupakan salah satu dari 1.620 relawan dalam uji coba vaksin Covid-19. Ia bersama tiga pimpinan Forkopimda Jabar yakni Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, disuntik vaksin tahap I pada tanggal 28 Agustus 2020 lalu di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Kemudian penyuntikan tahap II dilakukan pada 14 September 2020.
Gejala apa yang dirasakan setelah disuntik vaksin? Menurut Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, sejauh ini tidak merasakan gejala apa pun.
“Tak merasakan gejala medis yang ditimbulkan akibat vaksin tersebut,” kata Ridwan Kamil dalam wawancara dengan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (9/10/2020).
Ridwan Kamil menegaskan, uji klinis vaksin yang dilaksanakan di Universitas Padjajaran Bandung melalui tiga tahap fase uji klinis dan isaksikan Presiden Joko Widodo.
“Tahap satu vaksin disuntikkan pada relawan yang jumlahnya di bawah 100 orang. Tahap dua, disuntikkan pada relawan dengan jumlah antara 100 hingga 1000 orang. Dan tahap tiga untuk relawan di atas 1000 orang dan tepatnya 1.620 relawan,” jelasnya.
Dalam melaksanakan uji coba vaksin ini, lanjut Ridwan Kamil, ia harus melakukan 5 kali kunjungan. Pertama melakukan tes PCR, rapid test dan sejenisnya untuk pengkondisian. Kunjungan kedua, menerima suntikan vaksin tahap satu, kunjungan ketiga disuntikkan tahap kedua, kunjungan keempat dan kelima diambil darahnya untuk dicek reaksi dari vaksin yang disuntikkan.
“Pengambilan darah kedua akan dilakukan pada bulan Desember untuk diketahui apakah antibody meningkat atau tidak setelah disuntik vaksin. Kalau berlimpahnya sampai 90%, berarti badan saya siap melawan virus Covid-19 yang akan menyerang tubuh saya,” ujarnya.
Ridwan Kamil menyayangkan munculnya tudingan miring terhadap uji coba tersebut dan meragukan keamanan vaksinnya. Ia mengatakan, apa yang dilakukan pemerintah tidak mudah.
Bahkan, lanjutnya, muncul pula tudingan bahwa dirinya hanya berpura-pura ketika foto proses pengambilan darah diunggah ke akun media sosialnya.
“Banyak orang yang tidak paham menyangka saya bohong. Karena menurut yang tidak paham, jarum suntik itu masih seperti model yang lama, padahal dalam tes vaksin menggunakan jarum suntik modern yang disebut vacutainer,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ridwan Kamil meminta agar mereka yang tak faham jangan berkomentar, apalagi memprovokasi.
“Ini upaya pemerintah untuk menyelamatkan masyarakat dari Covid-19,” ujarnya. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post