Jakarta, Kabariku – Di balik sosok tenang Irjen Pol Asep Edi Suheri menyimpan jejak panjang perjalanan hidup yang penuh disiplin, keberanian, dan prestasi. Putra Sunda kelahiran Tasikmalaya, 16 November 1972 ini resmi memegang tongkat komando Kapolda Metro Jaya.
Penunjukannya menggantikan Irjen Karyoto lewat rotasi pejabat tinggi Polri yang diumumkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025.
Akar Kuat dari Keluarga Pejuang
Asep lahir dari keluarga sederhana namun sarat disiplin. Ayahnya, Letkol Inf (Anumerta) A. Sukmana, adalah purnawirawan TNI AD.
Sejak kecil, Asep tumbuh dalam suasana yang menanamkan nilai kejujuran, keberanian, dan integritas. Pendidikan dasar dan menengah ia tempuh di Tasikmalaya dan Cirebon, sebelum melangkah ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 1994.
“Didikan ayah saya sangat membekas. Disiplin, tanggung jawab, dan berani mengambil keputusan adalah prinsip yang saya pegang sampai hari ini,” ucapnya dalam salah satu wawancara terdahulu.

Langkah Panjang Irjen Asep Edi Suheri
Karier Asep dimulai di Mabes Polri sebagai Kasubbagbungkol Spripim. Dari sana, jalan panjangnya membentang ke berbagai daerah dan satuan kerja: Kapolres Cirebon Kota, Kapolres Sukabumi, Wakapolresta Bekasi Kota, Kapolresta Tangerang, hingga jabatan strategis di Bareskrim Polri.
Setiap penempatan menjadi cerita tersendiri. Di Sukabumi, ia memimpin operasi dramatis menggagalkan penyelundupan 95 imigran gelap asal Timur Tengah (2013).
Di Tangerang, ia mendapat apresiasi dari MUI karena kebijakannya melarang hiburan dangdut dengan kostum vulgar-keputusan yang menuai perdebatan, tetapi ia tegaskan demi menjaga norma dan ketertiban.
Pengabdian di Era Digital
Ketika era kejahatan bergeser ke dunia maya, Asep berada di garis depan. Sebagai Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, ia membongkar penipuan lintas negara dengan kerugian Rp82 miliar, mengusut pencucian uang Doni Salmanan, hingga menangani ujaran kebencian terkait IKN Nusantara.
“Teknologi itu ibarat pisau. Bisa untuk membangun, bisa juga untuk merusak. Polisi harus berada selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan siber,” tegasnya saat memimpin satuan siber.
Selain cyber crime, Asep juga dipercaya memimpin Satgas Antimafia Bola yang mengungkap praktik pengaturan skor, serta memberantas jaringan judi online pada 2024. Bagi Asep, penegakan hukum tak hanya soal menangkap pelaku, tapi juga membangun kesadaran publik akan bahaya kejahatan.

Tantangan di Polda Metro Jaya
Kini, Asep menghadapi panggung terbesar dalam kariernya: memimpin Polda Metro Jaya-jantung keamanan ibu kota. Tugasnya bukan hanya menjaga stabilitas, tapi juga merespons cepat berbagai isu keamanan, mulai dari kriminal jalanan hingga kejahatan terorganisir, dari demonstrasi besar hingga ancaman digital.
Bagi Asep, jabatan ini adalah amanah sekaligus ujian. “Kepemimpinan di Jakarta membutuhkan hati yang tegas sekaligus telinga yang mau mendengar,” katanya.
Menyatu dengan Lapangan
Di luar seragam, Asep dikenal dekat dengan anak buah dan warga. Ia kerap turun langsung ke lokasi kejadian, bukan hanya untuk memberi arahan, tetapi juga untuk mendengar cerita masyarakat.
Filosofinya sederhana: Polisi adalah pelayan publik, dan pelayanan terbaik lahir dari pemahaman nyata terhadap kebutuhan masyarakat.
Dengan latar belakang keluarga pejuang, rekam jejak prestasi, dan komitmen pada integritas, Irjen Asep Edi Suheri kini memulai babak baru dalam pengabdiannya.
Dari Tasikmalaya ke Jakarta, perjalanannya adalah cermin bahwa disiplin, keberanian, dan kepedulian dapat membawa seseorang bukan hanya ke puncak karier, tapi juga ke hati masyarakat yang dilayaninya.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post