Jakarta, Kabariku- Diskusi mengenang sejarah dan perjuangan peristiwa 27 Juli 1996 atau dikenal dengan Peristiwa Kudatuli.
Acara yang digagas Strategi Institute ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta, dilanjutkan pembacaan puisi oleh Marlin.
Sebelum dimulai diskusi, Marlin membacakan puisinya dihadapan Sukmawati Sukarnoputri, adik dari Megawati Soekarnoputri; Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius; Benny Susetyo atau Romo Benny.
Turut hadir, Wakil Ketua Umum Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN) Bob Randilawe; Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso; aktivis Pro Demokrasi Ahmad Robert Rusmiarso dan Bambang Harimurti mantan Pimred Majalah Tempo.
“Bagus puisinya,” ucap Bambang saat menyalami sang penyair.
Berikut ini puisi yang dibacakan sang penyair:
Tidak Ada HAM, Adanya HAMA Kemanusiaan
oleh :
Marlin Dinamikanto
ini bukan cerita hamburger
bukan pula hamparan ilalang
melainkan hampir malam di Yogya
ketika wartawan Udin dibunuh
entah oleh siapa – tanyakan saja
kepada sepasang mata bola
ini bukan cerita Hamburg
bukan pula cerita daging babi
melainkan cerita Bandara Schipol
saat digemparkan jenasah Munir
yang di Jakarta masih baikbaik saja
tapi faktanya dia kejangkejang
diracun entah oleh siapa – tanyakan saja
kepada sepasang mata bola
ini bukan cerita Hambalang
atau kumpulan cerpen Hamsad Rangkuti
melainkan hama kemanusian
mengintip dari poripori penguasa
tak tersentuh Dewi Keadilan yang buta
bahkan tidak mengenali nada
sepasang mata bola yang katanya
datang dari Jakarta
Hama kemanusiaan itu
telah membunuh kebenaran
sehingga kekuasaan terus berjalan
di ruang gelap – hanya sepasang mata bola
boleh melihatnya
maka aku tidak bicara HAM
melainkan hama kemanusian
tidak tersentuh pedang keadilan
Kota Bogor, 10 Desember 2022
Red/K.101
Berita Terkait :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post