Garut, Kabariku- Terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaran Toleransi Dalam Kehidupan Bermasyarakat, menjadi polemik.
Beredarnya video wawancara Bupati Garut, Rudy Gunawan tentang disahkannya Perda tersebut membuat kekecewaan berbagai pihak, terutama elemen masyarakat yang tergabung dalam ALMAGARI (Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi).
Bagaimana tidak setelah tuntutan aksi pada tgl 5 Januari 2022 yang diikuti sekitar 10 ribu orang, setelah menunggu begitu lama ternyata pernyataan Bupati yang mengatakan bahwa Perda tersebut telah disahkan pada 23 Desember 2023.
Terlebih judul dan isi pun tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat Garut.
Demikian disampaikan Ketua Umum ALMAGARI, KH. A. Abdul Mujib pihaknya meminta Pemerintah Daerah agar segera mengeluarkan Perda tentang Radikalisme dan Intoleransi.
“Yang kami harapkan Peraturan yang benar-benar bisa mengakomodir kepentingan masyarakat bukan Perda yang dibuat asal-asalan karena ini menyangkut kehidupan masyarakat tentang prinsip berbangsa dan bernegara di Kabupaten Garut,” kata KH. A. Abdul Mujib. Kamis (18/7/2023).
Dikesempatan lain, Ken Setiawan sekaligus pendiri NII Crisis Center yang dihubungi berpendapat Pemerintah Daerah Kabupaten Garut tidak boleh menutup mata apalagi melakukan pembiaran terhadap Kelompok Radikalisme dan Intoleransi yang ada di Kabupaten Garut.
“Pemerintah Daerah harusnya lebih mengetahui dan memahami tentang situasi yang sebenarnya tentang Kelompok Radikalisme dan Intoleransi di wilayahnya sehingga Perda yang di sahkan sesuai dengan kebutuhan Masyarakat Garut,” ucap Ken.
Sementara itu Asep Muhargono yang merupakan Ketua Umum Prabu Foundation (Pusat Rehabilitasi Korban NII Jawa Barat) menambahkan bahwa di Kabupaten Garut Banyk tersebar alumni Az Zaitun.
Bahkan ada beberapa laporan dari masyarakat bahwa ada Pesantren di Garut yang terafiliasi langsung dengan Pesantren Az Zaitun.
“Untuk itu kami meminta agar masyarakat berhati-hati karena Kelompok NII sangat ahli dalam melakukan Taqiah (kamuflase),” Asep menutup.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com