Jakarta, Kabariku- Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan, selesai diperiksa KPK. Dia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Hakim Agung Gazalba Salah dalam dugaan suap jual-beli perkara di MA.
Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri, SH., membenarkan kedatangan Hasbi Hasan di Gedung ACLC KPK, Gedung Lama KPK di Kavling C1, Kuningan, Jakarta Selatan.
“Iya benar. Setelah kami cek dan berdasarkan informasi yang kami peroleh, hari ini dijadwalkan pemeriksaan Hasbi Hasan, Sekretaris MA RI sebagai saksi untuk perkara Tersangka GS dkk,” kata Ali dalam keterangan tertulisnya. Kamis (9/3/2023).
Ali mengatakan, Hasbi menghadiri panggilan KPK dan menemui penyidik guna memberikan sejumlah keterangan.
“Yang bersangkutan benar telah hadir dan sedang dilakukan pemeriksaan sebagai saksi oleh tim penyidik KPK,” terang Ali.
“Perkembangan akan disampaikan,” imbuh Ali.
Diketahui, Hasbi selesai diperiksa KPK sekira pukul 16.58 WIB.
Nama Hasbi Hasan muncul dalam dakwaan kasus suap pengurusan perkara kasasi di MA. Dalam dakwaan, ada uang Rp 11,2 miliar dari dua pengacara yang menggugat kasasi terkait Koperasi KSP Intidana. Sebagai penghubung Hasbi tersebut bernama Dadan Tri Yudianto.
Hasbi dan Dadan disebutkan dalam dakwaan Theodorus Yosep Parera dan Eko Suparno, yang merupakan pengacara dari Heryanto Tanaka dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto selaku debitur di Koperasi Simpan Pinjam Intidana.
Disebutkan, Haryanto Tanaka bersama dengan Yosep diduga memberikan suap yakni SGD 200 ribu. Uang tersebut dibagi-bagi oleh PNS MA yang mengatur pengurusan putusan, agar Budiman Gandi selaku Ketua Umum Koperasi Simpan Pinjam Intidana, dinyatakan bersalah dalam kasus pidana.
Dalam dakwaan, uang itu diterima oleh PNS MA hingga Gazalba Saleh selaku hakim yang mengadili.
Penerima tersebut yakni: Yosep mendapat SGD 90 ribu; Nurmantyo Akmal mendapat SGD 9.700; Desy Yustria mendapat SGD 39.700; Redhy Novarisza SGD 40.600; dan Gazalba sendiri diduga menerima SGD 20 ribu.
Masih dalam dakwaan yang sama, secara terpisah, Heryanto Tanaka melalui pengacaranya diduga mencari jalur lain agar tujuan kasasi dikabulkan. Salah satunya melalui pertemuan di rumah Pancasila, Semarang, pada 25 Maret 2022.
Jelang putusan kasasi itu, Yosep dan Heryanto Tanaka bertemu dengan Dadan Tri Yudianto. Ia diduga merupakan penghubung Hasbi Hasan untuk membicarakan pengurusan perkara Nomor 326 K/Pid/2022 atas nama Budiman Ganti Suparman.
Atas permintaan pengurusan tersebut, Dadan diduga meminta uang kepada Heryanto Tanaka memerintahkan NA Sutikna Halim Wijaya untuk mentransfer uang dengan total Rp. 11,2 Miliar. Belum diketahui kemana saja uang itu mengalir
Setelah rangkaian pemberian itu, baik kepada Gazalba dkk dan Dadan, pada 4 April 2022, putusan kasasi keluar. Budiman dinyatakan bersalah dan divonis 5 tahun penjara.
Dadan maupun Hasbi Hasan belum berkomentar mengenai penyebutan nama mereka di dalam dakwaan.
Dalam persidangan di PN Bandung, Heryanto Tanaka, mengeklaim uang Rp 11,2 miliar itu bukan suap, tetapi untuk bekerja sama bisnis skincare dengan Dadan.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Dr. Nurul Ghufron, S.H., M.H., memastikan, semua pihak yang berkaitan dengan perkara ini pasti akan didalami oleh penyidik.
“Semua pihak yang disebut dan ada korelasinya dengan perkara pasti kami dalami, termasuk Sekretaris MA (Hasbi Hasan), Dadan Tri, maupun pihak pihak lain tentu akan kami kembangkan untuk kami tentukan statusnya setelah kami mempunyai kecukupan alat bukti,” kata Ghufron dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (17/2/2023) lalu.***
Red/K.000
Berita Terkait :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com