Kabariku- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P., (Mahfud MD) mengungkapkan adanya temuan baru transaksi mencurigakan di lingkungan Kementerian Keuangan mencapai Rp. 300 Triliun.
Temuan tersebut, kata Mahfud, diluar transaksi Rp. 500 Miliar dari rekening mantan Pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo dan keluarganya yang telah dibekukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Mahfud menerangkan transaksi itu merupakan akumulasi dalam periode 2009 hingga 2023. Dari sejumlah laporan yang diterima sejak saat itu, laporan transaksi itu pun sudah disampaikan seluruhnya, Mahfud menyayangkan tidak mendapat respons dari Kementerian Keuangan.
“Ada 160 laporan lebih sejak itu, tidak ada kemajuan informasi, sesudah diakumulasikan semua melibatkan 460 orang lebih di Kementerian Keuangan,” ujar Mahfud dalam video Youtube di kanal Kemenkopolhukam, dilansir Jum’at (10/3/2023).
“Yang akumulasi terhadap transaksi mencurigakan itu bergerak disekitar 300 Triliun. Tapi sejak 2009, karena tidak diupdate,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pada 2009, Sri Mulyani masih menjabat sebagai Menteri Keuangan pada era Presiden SBY.
Hal itu seperti yang terjadi pada kasus laporan kekayaan janggal yang dimiliki mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo.
“Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus kayak yang Rafael. Rafael itu menjadi kasus lalu dibuka, lho ini sudah dilaporkan tapi kok didiemin gitu, baru sekarang bisa dibuka,” kata Mahfud.
Ia menjelaskan, Hal serupa juga pernah terjadi pada kasus tindak pidana pencucian Uang (TPPU) yang menjerat mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Angin Prayitno Aji. Saat itu kekayaan Angin baru terbuka setelah diproses oleh KPK.
“Nah itu saya kira karena kesibukan yang luar biasa sehingga perlu sistem,” ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Kendati demikian, Mahfud mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengakui Sri Mulyani telah bergerak cepat melakukan pembersihan dugaan pencucian uang di Kementerian Keuangan.
“Saya sangat hormat dan salut dengan Bu Sri Mulyani yang hebat untuk membersihkan itu, sudah lama mengambil tindakan-tindakan cepat tapi menumpuk sebanyak itu karena itu bukan Sri Mulyani. Itu ganti menteri sudah empat kali itu kalau sejak 2009 tidak bergerak,” ucap Mahfud.
Mahfud menekankan, Ke-Irjen-an di Kemenkeu jangan melaporkan jika sudah di panggil Menkeu.
“Jangan dianggap kecil akhirnya jadi masalah. Kita harus membantubu Sri Mulyani yang sedang menyelesaikan itu. Kita tidak bisa menyembungyikan apapun kepada masyarakat sekarang ini,” tandasnya.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post