Cianjur, Kabariku- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menjelaskan terkait proses identifikasi jenazah yang ditemukan tertimbun tanah pasca gempa berujung longsor di Cianjur, Jawa Barat (Jabar) pekan lalu.
Kepala Biro Dokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman E Purnama, menjelaskan bahwa jenazah yang ditemukan sudah tidak dalam kondisi mudah dikenali dari rekam medis.
Hal itu dikarenakan jenazah yang berada ditimbunan tanah atau bangunan, juga air membuat keadaannnya tidak lagi bagus.
Pihaknya tak memungkiri, semakin lama ditemukan, kondisi jenazah semakin sulit diidentifikasi.
“Waktu itu relatif. Semakin kita dapat di awal-awal (kejadian), semakin mudah karena kondisinya utuh,” kata Brigjen Nyoman di Cianjur, Jabar, dikutip Selasa (29/11/2022).

Brigjen Nyoman menyebut ada tiga cara metode identifikasi utama, yakni;
Pertama, dengan menggunakan sidik jari yang dilakukan oleh tim Inafis,
Kedua, dari gigi, tetapi dengan identifikasi gigi ditemui kendala karena setiap orang tidak selalu memiliki rekam medis perawatan gigi, dan
Ketiga, melalui sampel DNA dari orang tua. Metode ini memiliki akurasi 99,99%.
“Apabila hingga akhir terdapat jenazah atau bagian tubuh yang tidak teridentifikasi, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemda untuk proses pemakaman,” jelasnya.
Nantinya, jenazah tersebut akan dimakamkan dengan ditandai penomoran.
“Kami akan koordinasi dengan Pemda, kemudian dinomori dan dicatat, lalu dikuburkan atau disimpan, tapi biasanya dikubur. Nah tapi dengan catatan dapat diambil kembali jika ada data pembandingnya,” tutupnya.
Disebutkan, DVI Polri telah hasil identifikasi jenazah korban gempa Cianjur per Jumat (25/11) sebanyak 130 jenazah.
Saat ini, masih ada 6 jenazah yang menunggu kelengkapan data antemortem. Sedangkan satu body part masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut yaitu menunggu pemeriksaan DNA.
Sebelumnya, hingga Senin (28/11/2022) Tim DVI Polri telah menerima 162 kantong jenazah korban gempa Cianjur dari relawan di lapangan.
Sebanyak 162 kantong jenazah yang diterima dari relawan, yang terdiri dari 159 jenazah utuh dan tiga kantong berisi bagian tubuh.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu (27/11/2022) gempa bumi yang pada 21 November 2022 melanda wilayah Cianjur telah menyebabkan 321 orang meninggal dunia dan 73.874 orang mengungsi.
Bencana itu juga menyebabkan kerusakan 62.628 rumah, 398 sekolah, 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung kantor.
*Tribratanews_Polri
Red/K.101
BACA juga Berita menarik Seputar Pemilu KLIK disini
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post