GARUT, Kabariku- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Garut melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Garut melakukan penertiban dan pengendalian terhadap kerumunan masyarakat. Sejak hari Minggu, 6 Februari 2022, Alun-Alun Garut ditutup sementara oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut.
Hal itu dilakukan guna menekan kerumunan di tengah meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Kabupaten Garut.
“Penutupan sementara Alun-Alun Garut ini imbas juga dari adanya beberapa kerumunan yang terjadi di Lapangan Oto Iskandar Di Nata di masa pandemi covid 19, pasca diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Garut, M. Topan Sandi, dikutip Selasa (8/2/2022).
Ia mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Garut, agar seluruh warga masyarakat Kabupaten Garut selalu mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
“Serta melakukan pola hidup sehat dan melaksanakan vaksinasi agar dapat mencegah penularan Covid-19 serta meningkatkan imunitas seluruh warga masyarakat Kabupaten Garut agar terhindar dari covid 19 termasuk varian baru omicron,” ujar Topan.
Penyebaran kasus virus COVID-19 di Kabupaten Garut saat ini tengah menjadi sorotan, angka yang terus meningkat dalam beberapa sepekan terakhir. Satuan pendidikan pun menjadi salah satu yang sedang disorot.
Hal tersebut dilakukan setelah dinyatakan empat sekolah yang menjadi klaster penyebaran virus Covid-19, di antaranya; SMK Bakti Kencana Bayongbong sebanyak 7 orang. Kemudian, SMKN 1 Garut 2 orang, SMA Muhammadiyah Bayubud Wanaraja 6 orang dan SMA 6 Garut sebanyak 1 orang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Drs. H. Nurdin Yana MH., menjelaskan, Sesuai hasil rapat Pemerintah Kebupaten Garut bersama unsur Forkopimda dan Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten.
“Kita akan menutup ketika di sekolah tersebut ada yang terpapar lebih dari lima orang maka kita akan tutup sementara sesuai dengan masa inkubasi, selama dua minggu, dan setelah dua minggu maka akan dilakukan analisa,” ucap Nurdin Yana.
Terhadap siswa atau sekolah yang ditemukan terpapar, lanjut Sekda, akan dilakukan sewaping, tracking dan tracing. Semua siswa, Ia menjelaskan, akan dilakukan pengecekan termasuk tenaga pendidik di sekolah yang bersangkutan dan ini sudah dilakukan.
“Kami hari ini sudah menutup beberapa fasilitas layanan pendidikan, dari mulai SMK di Bayongbong itu, termasuk SMA Muhamadiyah di Wanarah, sampai tanggal 9 besok, setelah itu dibuka kembali,” terang Sekda Nurdin Yana.
Mengenai jumlah siswa pada pelaksanaan PTM di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Nurdin Yana juga menjelaskan, bahwa diberlakukan 50% PTM dari jumlah normal, meskipun di sekolah tersebut tidak ada yang terpapar.
“Kecuali kelas enam SD, kelas tiga SMP, mereka diberi porsi yang tinggi karena mereka harus masuk ke persiapan ujian,” jelas Nurdin Yana.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post