Kabariku- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto, S.Sos, M.M, tiba di Bandar Udara Juanda, Surabaya pada Minggu (5/12/2021) pukul 08.00 WIB.
Kepala BNPB langsung menuju Kabupaten Lumajang melalui jalan darat untuk meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru. Kepala BNPB bersama rombongan disambut oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, Kepala Polisi Daerah Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, beserta unsur Forkompimda setempat.
“Perjalanan darat dari Surabaya menuju Kabupaten Lumajang akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam,” ucap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Kunjungan Kepala BNPB ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dilakukan guna memastikan tahap-tahap penanganan darurat, khususnya proses evakuasi korban terdampak dapat berjalan secara optimal, dan kebutuhan dasar pengungsi tersalurkan dan diterima dengan baik.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (4/11), kejadian bencana awan panas guguran Gunung Semeru telah berdampak di enam desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang. Selain itu, sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa/kelurahan di sembilan kecamatan.
Di samping itu, kejadian awan panas guguran Gunung Semeru telah menyebabkan satu orang warga meninggal dunia, 2 orang hilang, 8-10 orang masih terjebak, 70 orang dilarikan ke puskesmas dan 300 KK mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sementara itu, kerusakan dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut.
Penanganan darurat terus dilakukan paska kejadian erupsi Gunung Semeru yang berlangsung sejak Sabtu kemarin (4/12/2021). Total 13 orang dilaporkan meninggal dan setidaknya 41 orang terkena luka bakar menyusul erupsi Gunung Semeru.
Adapun yang baru teridentifikasi dua orang berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur per Sabtu (04/12). BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan masih meneruskan proses pencarian dan evakuasi warga yang terdampak atau pun yang diperkirakan hilang.
“Selain itu, sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara. Sementara itu, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas puskesmas,” kata Abdul Muhari, Ph.D.,Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan pers, Minggu (5/12/2021).
Sementara itu, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil.
Minggu (05/12) tiga unit pencarian dan penyelamatan Search and Rescue Unit (SRU) tengah mencari seorang warga yang dilaporkan hilang bernama Poniyem (50 tahun).
“SRU 1 melaksanakan pencarian di desa Kajar Kuning dan desa Surah Kobokan. SRU 2 dan SRU 3 melaksanakan pencarian di area Kebondeli. Lalu satu SRU disiagakan di Posko Induk yang nantinya dapat dikerahkan sewakty-waktu jika diperlukan,” kata Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabaya, I Wayan Suyatna.
Erupsi Gunung Semeru berdampak di delapan kecamatan yang menyebabkan 902 orang mengungsi.
Berikut ini, informasi mengenai sebaran awas panas guguran juga berdampak pada dua kecamatan, antara lain; Kecamatan Pronojiwo pada Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, serta Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang serta Kecamatan Candipuro pada Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Selain itu terdapat delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik, meliputi:
-Kecamatan Ampelgading pada Desa Argoyuwono
-Kecamatan Tirtoyudo pada Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari,
-Kecamatan Pagelaran pada Desam Clumprit,
-Kecamatan Wajak pada Desa Bambang,
-Kecamatan Kepanjen pada Desa Panggungrejo dan Mojosari,
-Kecamatan Dampit pada Kelurahan Dampit,
-Kecamatan Bantur pada Desa Bantur dan Rejosari,
-Kecamatan Turen pada Desa Talok.
BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan terdapat 902 warga mengungsi yang tersebar di beberapa titik kecamatan, antara lain :
305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo dengan rincian :
-SDN Supiturang 04 ± 80 orang,
-Masjid Baitul Jadid Dsn. Supiturang ± 50 orang,
-SDN Oro-Oro Ombo 3, ± 20 orang,
-SDN Oro-Oro Ombo 2, ± 35 orang,
-Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng Desa Oro-oro Ombo ± 20 orang,
-Balai Desa Oro-Oro Ombo ± 40 orang,
-Balai Desa Sumberurip ± 25 orang,
-SDN Sumberurip 2, ± 25 orang.
Sebagian masyarakat mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus, Desa Oro-Oro Ombo.
409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro dengan rincian :
-Balai desa Sumberwuluh,
-Balai desa Penanggal,
-Balai desa Sumbermujur,
-Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh,
-Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh.
188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian dengan rincian :
-Balai desa Condro,
-Balai desa Pasirian,
-Masjid Baiturahman Pasirian ,
-Masjid Nurul Huda Alon² Pasirian
Kejadian sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus.
BPBD Kabupaten Lumajang menggunakan alat berat wheel loader untuk membuka akses jalan Curah Kobokan serta melakukan pendataan lanjutan terkait kerugian materil lainnya akibat peristiwa ini.
BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.
BPBD Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas di Daerah Aliras Sungai (DAS) Mujur di Curah Kobokan dan DAS lainnya maupun beberapa tempat yang dimungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan langkah-langkah tanggap darurat penanganan pasca erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BNPB Suharyanto, S.Sos., M.M. dalam keterangan pers mengenai Perkembangan Peningkatan Aktivitas Gunung Semeru, yang ditayangkan pada kanal YouTube BNPB. Sabtu (04/12/2021) malam
“Atas petunjuk Bapak Presiden, kami juga, Kepala BNPB dengan tim, besok pagi kesempatan pertama akan segera ke Lumajang, ke daerah bencana, untuk memastikan tahap-tahap penanganan darurat, khususnya penanganan pengungsi ini bisa berjalan secara tepat dan cepat, dan tentunya kebutuhan dasar dari para pengurus ini akan kami yakinkan untuk terdukung secara maksimal,” kata Suharyanto.
Selain itu, imbuh Kepala BNPB, pihaknya juga telah mengirimkan tim reaksi cepat untuk bekerja sama dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) dan pihak terkait lainnya dalam upaya tanggap darurat bencana.
“Dari BNPB malam ini juga kami sudah mengirimkan tim reaksi cepat untuk mendampingi BPBD Kabupaten Lumajang dan BPBD Provinsi Jawa Timur yang bergerak bersama dengan unsur dari Kementerian Kesehatan. Malam ini bergerak lewat darat dan membawa logistik antara lain selimut makanan siap saji, terpal, tenda darurat, matras, dan logistik dasar lainnya,” ujarnya.
Suharyanto menambahkan, BNPB juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan upaya tanggap darurat tersebut berjalan dengan maksimal.
“Kami sudah melaksanakan koordinasi, sudah berkirim surat kepada Panglima TNI untuk meminta bantuan, baik personil dan alat peralatan. Kemudian juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi (Jawa Timur), dan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memastikan langkah-langkah penanganan masyarakat khususnya yang terdampak bencana erupsi ini, para pengungsi, kebutuhan dasarnya ini bisa terpenuhi secara maksimal,” pungkasnya.
Respons Cepat BPBD
Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Sabtu (04/12/2021) pukul 15.20 WIB.
“Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter,” papar Kepala BNPB.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.
“Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah,” terang Suharyanto.
Sebagai respons cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
“Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi, dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat,” ujar Kepala BNPB.
Selanjutnya, tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
“Lokasi pengungsian yang saat ini ada dan sudah terisi ada di tiga desa dan di dua kecamatan, yaitu di Desa Supiturang dan Desa Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro,” ujarnya.
Menutup keterangan persnya, Suharyanto mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di lokasi terdampak agar tetap tenang dan waspada serta terus mengikuti informasi dari pemerintah, baik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, BNPB, maupun instansi terkait lainnya.
“Jangan termakan isu-isu atau hoaks atau berita-berita yang menyesatkan. Yakinlah bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, relawan, dan segenap komponen bangsa yang lainnya, ini tetap akan serius dan konsisten untuk membantu masyarakat, terutama masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru,” tandasnya.***
*Sumber: SP 5 Desember 2021 kanal YouTube BNPB
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post