Vaksinasi Covid-19 Dimulai Januari 2021, Berikut Penjelasan Menkes

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (*)

KABARIKU- Vaksinasi Covid-19 ditargetkan dimulai pada Januari 2021 dan berakhir pada April 2021. Tenaga kesehatan (nakes) yang berjumlah sekitar 1,3 juta orang dan pelayan publik yang berjumlah 17,4 juta orang akan menjadi prioritas. Rentang waktu vaksinasi terhadap dua kelompok ini ditargetkan Januari-April 2021.

Kemudian tahap dua vaksinasi dilakukan terhadap usia di atas 60 tahun dan kelompok rentan lainnya yang berjumlah 63,9 juta orang serta masyarakat umum dengan jumlah 77,4 juta orang. Vaksinasi terhadap dua kelompok ini ditargetkan dimulai April 2021 hingga Maret 2022.

“Tahap yang pertama yang akan dilakukan adalah vaksinasi ke tenaga atau ke petugas kesehatan. Di Indonesia ini ada 1,3 juta orang di 34 provinsi. Rencananya akan dilakukan dalam rentang waktu 1-3 bulan. Dan ini akan dilakukan dalam waktu berbarengan,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (29/12/2020).

Terkait vaksinasi untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun, Menkes Budi mengatakan, masih diperlukan waktu meskipun vaksin Sinovac yang diuji klinis di Turki dan Brazil diberikan juga ke kelompok usia tersebut. Sementara di Bandung, uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac diberikan pada masyarakat dengan rentang usia 18-59 tahun.

“Itu sebabnya hasil diskusi kita dengan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), secara scientific memang disarankan menggunakan vaksin Sinovac sesuai dengan yang diuji klinis tiga-kan di Bandung,” ujar Budi.

Untuk itu, imbuh Budi, pihaknya sudah berbicara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengkoordinasikan hal ini sehingga nanti BPOM akan melengkapi data sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin.

“Jadi vaksinasi akan dimulai sesudah ada persetujuan atau emergency use authorization dari BPOM,” paparnya.

BPOM sendiri sudah bekerja sama baik dengan Kementerian Kesehatan serta berkomunikasi dengan otoritas di Turki, Brazil, dan juga China.

Terkait jenis vaksin, Budi menjelaskan, Indonesia bekerja sama dengan beberapa perusahaan penyedia vaksin, yaitu Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan COVAX/GAVI.

Sinovac merupakan vaksin dari Tiongkok, Novavax dan Pfizer dari Amerika Serikat, AstraZeneca dari Inggris, dan COVAX/GAVI yang diinisiasi oleh aliansi vaksin Gavi serta didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Dari kelima jalur pengadaan vaksin tersebut, telah diperoleh jumlah dosis yang diberikan untuk Indonesia. Diperkirakan jumlahnya mencapai 400 juta dosis. Jumlah ini akan diupayakan untuk ditambah, mengingat untuk mencapai kekebalan kelompok, dibutuhkan kurang lebih sebanyak 468,8 juta dosis vaksin yang diperuntukkan bagi 181,5 juta jiwa.

“Kita memastikan bahwa kita bisa mengamankan jumlah tersebut,” tutur Menkes.

BGS merinci dari 400 juta dosis tersebut, 100 juta dosis vaksin berasal dari Sinovac, 100 juta dosis dari Novavax, 100 juta dosis vaksin dari AstraZeneca, dan 100 juta dari Pfizer.

“Diharapkan vaksin-vaksin ini bisa datang secara bertahap ke Indonesia dan kita bisa segera melakukan penyuntikan bagi seluruh rakyat Indonesia yang 181 juta orang,” imbuhnya. (Has)

Tinggalkan Balasan