KPK Geledah Gedung KKP dari Malam hingga Dinihari, Sejumlah Uang Diamankan

Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan.

KABARIKU – Sejumlah ruangan di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) digeledah petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Jumat hingga Sabtu dinihari (27-28/11/2020).

Selain menyita sejumlah dokumen, petugas pun mengamankan sejumlah uang dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.

“Hingga kini petugas masih menghitung jumlah uang yang berhasil diamankan,” kata Ketua KPK Firli Bahuri, Sabtu (28/11/2020).

Ia menyatakan, pihaknya akan segera menganalisa keberadaan uang tersebut untuk kepentingan penyidikan.

Sementara Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, KPK masih akan melakukan penggeledahan ke sejumlah tempat terkait dugaan suap terhadap Edhy Prabowo.

“Ini merupakan bagian strategi KPK,” ujarnya.

Diberitakan, dalam kasus yang sedang ditangani KPK, Edhy diduga menerima suap terkait izin ekspor bibit lobster senilai Rp 3,4 miliar dan 100.000 dollar AS. Uang tersebut diberikan melalui PT Aero Citra Kargo (PT ACK).

PT Aero Citra Kargo merupakan forwarder dalam ekspor benih udang lobster dengan tarif Rp 1.800/ekor. Diduga, PT Aero Citra Kargo menerima uang dari beberapa perusahaan eksportir bibit lobster karena ekspor hanya dapat dilakukan melalui perusahaan tersebut.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengatakan, pemilik PT ACK adalah Amri dan Ahmad Bahtiar. Namun diduga Amri dan Bahtiar merupakan nominee dari pihak Edhy Prabowo.

Uang dari rekening PT ACK yang diduga berasal dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster tersebut, lanjut Nawawi, kemudian ditarik ke rekening Amri dan ABT.

“Totalnya Rp 9,8 miliar,” kata Nawawi.

Selain Edhy, KPK menetapkan enam tersangka lain dalam kasus ini yaitu staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, serta seorang pihak swasta bernama Amiril Mukminin. (Ref)

Tinggalkan Balasan