Garut, Kabariku– Mata air sebesar ibu jari mengalir keluar dari sela-sela tanah bekas longsor pada tebing setinggi 25 meter. Alirannya terbendung tanah longsor dan pohon tumbang.
Tedi mewakili LIBAS “Lingkungan Anak Bangsa” mengatakan, Nampak jelas wilayah tangkapan air disekitar mata air, rusak.

Sebab, tanah disekitarnya penuh dengan tanaman kubis, sawi, dan kentang. Pohon yang tumbuh diantara tanaman kubis, sawi, dan kentang jumlahnya dapat dihitung dengan jari.
Tedi menuturkan, Disana ada pemandangan yang membuat mata perih, kulit pohon-pohon diantara tanaman kubis nampak bekas dikuliti. Entah siapa yang melakukannya, tapi tujuannya untuk membunuh pohon secara perlahan.
“Mata air di tengah lahan kritis itu membentuk sebuah parit kecil, semakin ke hilir semakin melebar dan menjadi Sungai Cikamiri sepanjang 20 kilometer. Cikamiri adalah salah satu anak Sungai Cimanuk. Hulunya terletak di Gunung Darajat blok Puncak Cae”.imbuhnya. Selasa, (1/10/2022).
Tedi juga menyampaikan, sungai Cikamiri bermuara di Sungai Cimanuk yang terletak di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul. Cikamiri menjadi salah satu sungai penyumbang air bah terbesar saat Cimanuk meluap dan menelan puluhan korban jiwa.

“Sepanjang jalan menuju Puncak Cae melalui kawasan wisata Gunung Darajat terdapat tujuh titik longsor. Longsorannya menutupi bahu jalan. Longsor tersebut seolah mengungkapkan kondisi hutan yang kritis,” ungkapnya.

Masih ucap, Tedi, melihat kondisi hutan di hulu sungai seperti itu, diperkirakan suatu saat akan terjadi banjir bandang lagi. Ratusan mata air kondisinya sudah tidak sehat. Wilayah tangkapan airnya gundul.
“Kami khawatir suatu saat bisa menjadi bom waktu, mungkin akan terjadi hal serupa (banjir bandang) kalau tidak segera ditangani dengan baik,” ungkapnya.
Menurutnya, Tidak hanya perhatian namun perlu adanya sikap dari semua pihak yang berkompeten.
“Ini perlu sikap dari semua pihak baik pemerintah maupun swadaya masyarakat yang ada di Kabupaten Garut yang berkompetensi menjadi pemerhati lingkungan dan cinta terhadap lingkungan,” tutup Tedi.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post