• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Rabu, Juli 2, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Uncategorized

Mengenang Pembantaian Ratusan Penduduk Cibatek Garut oleh Pasukan Belanda

Redaksi oleh Redaksi
21 Agustus 2020
di Uncategorized
A A
0
H. Ade alias Ahmad Romli beserta istri, Hj. Oom Marliah.  Ade merupakan saksi hidup atas kekejaman Belanda terhadap penduduk Cibatek. (Foto: Ref/Kabariku)

H. Ade alias Ahmad Romli beserta istri, Hj. Oom Marliah. Ade merupakan saksi hidup atas kekejaman Belanda terhadap penduduk Cibatek. (Foto: Ref/Kabariku)

ShareSendShare ShareShare

KABARIKU – Pembantaian ratusan penduduk Kampung Cibatek, Desa Margahayu, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, oleh pasukan Belanda, hingga kini masih belum ada yang mengungkap. Tragedi kemanusiaan ini tak tampil di panggung sejarah kemerdekaan, baik sejarah nasional maupun sejarah lokal Garut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Padahal menurut Kakek Ade, salah satu saksi yang masih hidup atas tragedi berdarah tersebut, lebih dari 100 penduduk Cibatek tewas diberondong peluru pasukan Belanda saat itu. Tak puas membunuh penduduk, pasukan Belanda kemudian membakar puluhan rumah para korban pembantaian.

RelatedPosts

Rakernis Satgas Saber Pungli 2023, Dr. Andry Wibowo: Memitigasi Pungli di Sektor Bea Cukai

Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Puluhan Tokoh Nasional Ajukan Amicus Curiae Jelang Putusan MK

Pemkab Garut Terbitkan SE Terkait Peningkatan Sistem Mitigasi Gempa Bumi

“Selain membunuh lebih dari 100 orang tak berdosa, pasukan Belanda pun membakar puluhan rumah para korbannya,” kata Kakek Ade yang bernama asli Ahmad Romli itu, Kamis (20/8/2020).

Ade yang pensiunan PNS ini, kini tinggal di Kampung/Desa wanakerta, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Namun ia lahir dan dibesarkan di Kampung Cibatek, tempat pembantaian berlangsung. Dan ia anak dari salah satu korban tewas dalam pembantaian tersebut.

Kini Ade berusia 82 tahun. Saat pembantaian terjadi, ia duduk di bangku Sekolah Rakyat (SR) kelas I. Ia menyaksikan ayahnya, H. Abdul Kodir, tergeletak di tanah mandi darah dengan luka tembak di kepala dan wajah.

“Sejak saat itu Bapak menjadi anak yatim,” kata Ade.

Selain kehilangan ayah, hari itu Ade juga kehilangan uwaknya, Enda, (dikenal dengan panggilan Mama Enda), dan dua kakak sepupunya, putra Mama Enda, yaitu Iding dan Enos.

Baca Juga  Bencana Longsor Kawasan Star Energy Dipastikan Tidak Berdampak pada Jalan Kabupaten dan Jalur Pariwisata Kawasan Darajat

“Mama Enda ditembak di kepala juga, sedangkan dua putranya ditembak di bagian dada,” jelas Ade.

Menurut Ade, peristiwanya terjadi pada tahun 1948 saat Agresi Mliter II. Saat itu siang hari menjelang ashar. Namun bulan dan tanggalnya ia lupa.

“Yang jelas saat itu bulan Ramadhan, dan ayah Bapak ditembak saat mau tadarus di masjid dekat rumah sambil menunggu shalat Ashar,” ujarnya.

Ade menceritakan, pasukan Belanda datang dari jalan yang melintang di atas bukit Sandaan di pinggir kampung. Dari sana dengan cepat mereka menuju Cibatek, sebagian ke Cibatek Lebak sebagian lagi ke Cibatek Girang. Cibatek Lebak adalah kampung di mana Ade tinggal.

Pasukan Belanda datang ke Cibatek usai patroli dari Patrol, kampung yang berada sekitar 700 meter ke arah Barat.

Konon, sebenarnya pasukan Belanda berniat langsung pulang menuju Garut. Namun dalam perjalanan, tepat di Sandaan, mereka mendengar suara tembakan. Diperkirakan tembakan itulah yang membuat pasukan Belanda kalap. Mereka mengira di Cibatek ada pejuang dari milisi atau laskar sehingga akhirnya membantai semua laki-laki penduduk Cibatek.

H. Abdul Kodir yang saat itu baru keluar rumah mau menuju masjid, tertangkap. Setelah dipukul beberapa kali, ia kemudian ditembak.

Belanda terus menyisir kampung sehingga berhasil menangkap Mama Enda, Iding dan Enos. Ketiga orang itu lalu dikumpulkan di halaman rumah Mama Enda. Setelah disiksa, ketiganya kemudian diberondong peluru.

Yang lebih kejam lagi adalah pasukan Belanda yang menyisir Cibatek Girang. Di sinilah pembantaian besar-besaran terjadi. Mereka membunuh hampir semua penduduk yang mereka temukan, baik laki-laki maupun perempuan. Usai membunuh, mereka pun membakar rumah para korban.

“Lebih 100 penduduk Cibatek Girang tewas hari itu. Sebagian mayatnya ada yang gosong akibat ikut terbakar,” jelas Ade.

Baca Juga  Tebang 20 Pohon di Tanah Ulayat, Masyarakat Adat Suku Sakai Didakwa dengan UU P3H

Kekejaman pasukan Belanda tak berhenti di situ. Saat mau pulang usai melakukan pembantaian, mereka membawa Amud, warga Cibatek Girang lainnya yang baru pulang dari kebun tembakau. Di daerah Cikukuk, dekat jalan raya, Amud disuruh naik ke pohon kelapa. Setelah disuruh memetik seluruh buahnya, Amud yang masih berada di pohon kelapa kemudian diberondong peluru.

“Jenazah Kang Amud ditemukan tergelatak tepat di bawah pohon kelapa,” ujar Ade.

Ade mengaku terkadang ada dendam terhadap Belanda akibat peristiwa itu. Bahkan saat pemuda ia sempat mendaftar menjadi anggota TNI dan berharap Indonesia berperang lagi dengan Belanda agar ia bisa menuntaskan dendam tersebut.

“Namun ibu tak merestui sehingga mendaftar TNI dibatalkan,” ujarnya.

Ade berharap tragedi itu tak terjadi lagi, bukan saja kepada bangsa Indonesia tapi juga seluruh bangsa di dunia.

“Perang banyak mengorbankan orang tak berdosa dan tak tahu apa-apa,” ujarnya. (Ref)

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Agresi Militer 2CibatekKekejaman Belanda
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Janda Asal Bandung Barat Ini Mau Jual Rumah Sekaligus Siap Diperistri Pembeli

Post Selanjutnya

Disebut Gelontorkan Anggaran Influencer Rp 90,45 Miliar, KSP: “Dari Mana Temuan Itu?”

RelatedPosts

Rakernis Satgas Saber Pungli 2023, Dr. Andry Wibowo: Memitigasi Pungli di Sektor Bea Cukai

15 Juni 2023

Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Puluhan Tokoh Nasional Ajukan Amicus Curiae Jelang Putusan MK

10 Juni 2023

Pemkab Garut Terbitkan SE Terkait Peningkatan Sistem Mitigasi Gempa Bumi

8 Juni 2023

Polres Garut Gerebek Dua Perusahaan Penyalur TKI Ilegal 14 Diamankan

8 Juni 2023

Sosialisasi dan Implementasi Peraturan dan nonPeraturan Produk Hukum Bawaslu

8 Juni 2023

‘Inovasi Social Enterprice’ Desa Cinta Karangtengah Wakili Garut Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Jawa Barat 2023

7 Juni 2023
Post Selanjutnya

Disebut Gelontorkan Anggaran Influencer Rp 90,45 Miliar, KSP: "Dari Mana Temuan Itu?"

Risa Santoso. (*)

Mengenal Risa Santoso, Mantan Staf KSP yang Kini Jadi Rektor

Discussion about this post

KabarTerbaru

Ilustrasi, demo sopir truk

Penjelasan Soal ODOL dan Akar Masalah Demo Sopir Truk di  Kemenhub Hari Ini

2 Juli 2025
Irjen Pol Dadang Hartanto

Mengenal Sosok Irjen Pol Dadang yang Diminta Menghadap Prabowo Usai Pimpin Upacara Bhayangkara

2 Juli 2025

DNIKS Dukung Porturin Sukseskan Ajang Olahraga Tunarungu Asia Tenggara 2025 di Jakarta

1 Juli 2025

Koruptor Berlari, Hukum Tertatih

1 Juli 2025

Eks Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait TPPU

1 Juli 2025

Sekolah Rakyat Gunakan AI untuk Pemetaan Talenta Siswa, Mulai Beroperasi 14 Juli

1 Juli 2025

KPK Dalami Kasus EDC Bank BRI Senilai Rp2,1 Triliun, 13 Orang Dicekal Usai Penggeledahan di Dua Tempat

30 Juni 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Digelar di Monas, Sederet Jalan Ini Akan Ditutup 1 Juli 2025 Mulai Pagi

30 Juni 2025
Muhammad Lukman Ihsanuddin

Putusan MK dan Pertanyaan Besar yang Mengiringinya

30 Juni 2025

Kabar Terpopuler

  • Bu Guru Salsa yang viral, kini bahagia menjadi istri seorang PNS

    Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Pasien BPJS Meninggal Dunia di RSUD Cibabat, Diduga Lambatnya Penanganan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • HUT Bhayangkara ke-79 Digelar di Monas, Sederet Jalan Ini Akan Ditutup 1 Juli 2025 Mulai Pagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelantikan KADIN Garut Periode 2025-2030: Momentum Etika Hukum Memimpin Ekonomi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Longsor di Cilawu, Lalu Lintas Garut-Tasik via Singaparna Dialihkan ke Jalur Malangbong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Sejarah dari Bandung: Seruan Melawan Lupa dan Penuntasan Tragedi Kemanusiaan Mei 1998

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapolri Promosikan AKBP Wirdhanto Hadicaksono jadi Dirreskrimsus Polda DIY, Berikut Profil Singkatnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.