Jakarta, Kabariku – Perekonomian Indonesia kembali mencatat kinerja positif di tengah dinamika ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Triwulan III 2025 tumbuh 5,04 persen secara tahunan (yoy), mendekati target pertumbuhan tahun ini yang dipatok sebesar 5,2 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan capaian tersebut menunjukkan kekuatan daya tahan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan PDB sebesar 5,04 persen pada Triwulan III 2025 menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Konsumsi rumah tangga solid, investasi meningkat, dan koordinasi kebijakan fiskal serta moneter berjalan efektif,” ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/11/2025).
Pemerintah Memperkuat Hilirisasi Industri
Airlangga menyebut pemerintah akan terus memperkuat hilirisasi industri, memberikan dukungan sektor produktif, serta mempercepat realisasi belanja negara untuk menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir tahun.
“Pemerintah berkomitmen menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga memperluas lapangan kerja,” jelasnya.
Optimisme terhadap ekonomi Indonesia turut didukung laporan IMF yang kembali menaikkan proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.
Indonesia sebagai Salah Satu Bright Spot Ekonomi Global
IMF bahkan menempatkan Indonesia sebagai salah satu bright spot ekonomi global di tengah perlambatan yang dialami berbagai negara.
Berdasarkan perbandingan internasional, pertumbuhan Indonesia berada di atas sejumlah ekonomi besar kawasan. Tiongkok mencatat pertumbuhan 4,8 persen (yoy), Arab Saudi 5,0 persen (yoy), Singapura 2,9 persen (yoy), dan Korea Selatan 1,7 persen (yoy).
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor jasa pendidikan dan jasa perusahaan. Sedangkan kontribusi terbesar tetap berasal dari industri pengolahan sebesar 19,15 persen, disusul perdagangan 14,25 persen, dan pertanian 13,19 persen.
Secara regional, ekonomi Pulau Jawa tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi 56,68 persen dan pertumbuhan 5,17 persen.
Pertumbuhan juga tercatat di Sulawesi (5,84 persen), Sumatera (4,90 persen), Kalimantan (4,70 persen), serta Maluku dan Papua (2,64 persen) yang ditopang aktivitas pengolahan sumber daya alam.
Sementara dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (yoy), didukung meningkatnya mobilitas masyarakat.
Investasi juga menunjukkan peningkatan, dengan realisasi PMA dan PMDN hingga Triwulan III 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun atau tumbuh 13,7 persen (yoy).
Indeks PMI Manufaktur di Level 51,2
Indeks PMI Manufaktur Oktober 2025 berada di level 51,2 yang menandakan ekspansi aktivitas industri.
Stabilitas ekonomi makro juga terjaga. Inflasi Oktober 2025 tercatat 2,86 persen (yoy), berada dalam rentang sasaran 2,5±1 persen. Cadangan devisa mencapai USD148,7 miliar, sementara rasio utang luar negeri pada level aman.
Disisi industrialisasi, pemerintah mempercepat penyelesaian proyek hilirisasi. Salah satunya, Pabrik Petrokimia Terintegrasi PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon senilai USD4 miliar yang dijadwalkan diresmikan pada 6 November 2025.
Airlangga menegaskan pemerintah akan menjaga konsistensi kebijakan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
“Kami optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di jalur positif dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat,” pungkas Airlangga.***
*Siaran Pers: HM.02.04/384/SET.M.EKON.3/11/2025
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com


















Discussion about this post