• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Sabtu, Agustus 23, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Ekonomi

Lawan Tarif 32% Trump dengan Martabat, Stop Negosiasi yang Merendahkan

Tresna Sobarudin oleh Tresna Sobarudin
8 Juli 2025
di Ekonomi
A A
0
Haidar Alwi

Haidar Alwi

ShareSendShare ShareShare

Jakarta, Kabariku –  R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, merasa terpanggil untuk menyampaikan sikap tegas dan jernih atas dinamika global yang mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia.
Kebijakan tarif 32% yang diumumkan Presiden Donald Trump terhadap ekspor Indonesia bukan sekadar persoalan dagang, melainkan bentuk tekanan politik yang tidak boleh kita balas dengan ketundukan.
Sayangnya, yang terlihat saat ini justru adalah sikap panik, delegasi kita datang ke Washington membawa proposal demi proposal, seolah-olah harga diri bangsa ini bisa dinegosiasikan. Ini bukan saatnya menawar, ini saatnya berdiri tegak.

Martabat Bangsa

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pada 7 Juli 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan secara terbuka bahwa Indonesia akan dikenai tarif resiprokal sebesar 32% atas semua produk ekspor ke Amerika Serikat. Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2025 dan menyasar langsung barang-barang andalan Indonesia: minyak sawit, tekstil, furnitur, alas kaki, dan elektronik rakitan.

RelatedPosts

Prof. Rumainur: Akses Tanah untuk Koperasi Wujud Demokrasi Ekonomi

Harga Pertamax Turun Per 1 Agustus 2025, Ini Daftar Lengkap Harga Terbaru BBM di SPBU Pertamina

APKLI Perjuangan Canangkan Gerakan Pasar Rakyat, Gubernur DKI: Ini Sejalan Visi Presiden Prabowo

Langkah Trump adalah bagian dari strategi politik dagangnya yang agresif, namun bagi Indonesia, ini bukan sekadar angka tarif. Ini adalah bentuk tekanan ekonomi yang digunakan untuk memaksa tunduknya kedaulatan suatu bangsa. Kenyataan bahwa Indonesia bersama 13 negara lainnya menjadi sasaran tarif ini menunjukkan betapa ketegangan global kini mengarah pada perang dagang terselubung.

Sayangnya, respons awal kita terlihat panik. Dalam waktu singkat, delegasi perdagangan dikirim ke Washington, disusul berbagai tawaran: pembelian Boeing, penghapusan bea masuk untuk produk AS, serta komitmen investasi bernilai miliaran dolar. Semua untuk menghindari tarif.

Baca Juga  Tarif Trump 19 Persen untuk Indonesia Jadi Sorotan Utama Media Global

Pertanyaannya: sampai kapan kita akan terus menawar harga diri kita hanya demi akses pasar? Haidar Alwi menilai, ini bukan diplomasi. Ini menyerahkan kedaulatan ekonomi di bawah tekanan politik luar.

Diplomasi Tidak Sama dengan Merendahkan Diri

Negosiasi antarbangsa adalah instrumen penting dalam hubungan internasional. Tapi bukan berarti kita harus memohon-mohon demi tidak diberi tarif. Apalagi jika semua yang dikorbankan berasal dari kita, dan semua yang dituntut berasal dari mereka.

Apa gunanya pembelian produk AS, jika niat awalnya hanya untuk mendapatkan pengampunan tarif? Apa artinya investasi besar jika landasannya adalah rasa takut? Apakah bangsa sebesar Indonesia harus terus hidup dalam ketergantungan pada satu negara?

Haidar Alwi percaya bahwa kekuatan sejati bangsa bukan diukur dari kemampuan bernegosiasi, tapi dari keberanian untuk mengatakan “cukup.” Jika tarif tetap dijalankan, maka jawabannya bukan tawar-menawar. Jawabannya adalah reorientasi strategi nasional.

“Jangan terus menukar martabat bangsa dengan peluang ekspor. Jangan jadikan dagang sebagai alasan untuk tunduk.” tegas Haidar Alwi.

Sebaliknya, Indonesia harus tampil tegas: kita akan mencari pasar lain, menyerap produk kita sendiri, dan memperkuat pasar domestik. Ketegasan bukan berarti konfrontatif, tetapi menyatakan bahwa kita tidak bisa dipermainkan.

Kemandirian Ekonomi, Bukan Kompromi Tanpa Harga Diri

Tarif 32% dari Trump justru harus dijadikan momentum untuk mengoreksi orientasi ekspor kita. Haidar Alwi menawarkan lima langkah tegas yang tidak merendahkan bangsa:

  1. Alihkan ekspor ke negara non-AS.
    India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin adalah pasar tumbuh cepat. Kita hanya perlu menyesuaikan logistik dan model distribusi. Jangan tergantung pada satu negara.
  2. Bangun kekuatan konsumsi domestik.
    Dengan 280 juta penduduk, Indonesia bisa menyerap hasil produksinya sendiri. Pemerintah wajib memberi insentif konsumsi dalam negeri, mempermudah distribusi antarwilayah, dan menghapus pajak ganda.
  3. Paksa negara maju untuk hormati posisi Indonesia.
    Jika AS bisa memberi tarif tinggi, kita pun berhak meninjau ulang seluruh bentuk kerja sama yang timpang, termasuk akses data, lisensi, dan sistem logistik digital.
  4. Prioritaskan pembelian dalam negeri oleh pemerintah.
    Barang-barang ekspor seperti sepatu, furnitur, tekstil, hingga kabel bisa digunakan oleh proyek pemerintah, TNI, Polri, sekolah, dan rumah sakit. Serap produk lokal melalui APBN.
  5. Tingkatkan nilai tambah dan branding produk Indonesia.
    Kita harus berhenti ekspor barang mentah atau setengah jadi. Produk harus naik kelas dengan desain, teknologi, dan citra kebangsaan. Itu yang akan sulit ditandingi oleh produk murah negara lain.
Baca Juga  Pemulihan Ekonomi Nasional 2021, Kini Refocusing Anggaran dari Tunjangan Kinerja

Mari Bangkit sebagai Bangsa Bermartabat

“Negosiasi tidak salah. Tapi negosiasi yang mengorbankan harga diri bangsa adalah kesalahan besar. Kita tidak sedang bicara tentang sekadar dagang. Kita sedang mempertaruhkan kedaulatan dan cara pandang bangsa kita sendiri terhadap martabat nasional.

Saya, Haidar Alwi, menyerukan agar pemerintah mengakhiri pendekatan lobi satu arah. Hentikan perjalanan delegasi yang hanya membawa proposal untuk menyenangkan pihak asing. Saatnya kita tawarkan proposal untuk rakyat kita sendiri. Bangun kekuatan nasional, perkuat produksi dalam negeri, dan dorong ekspor yang mandiri, bukan yang bergantung pada belas kasih negara besar.

Kalau Trump memberi tarif 32%, maka kita jawab dengan martabat 100%

Bangsa ini pernah dijajah, pernah diembargo, pernah diremehkan. Tapi selalu bisa bangkit. Maka janganlah kita jatuh hanya karena satu kebijakan tarif. Jangan tawarkan bangsa ini untuk dijual demi tarif yang dibatalkan. Lebih baik kehilangan pasar sementara daripada kehilangan kehormatan selamanya.” tegas Haidar Alwi.***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Haidar AlwiTarif Trump
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Geger Kematian Diplomat Muda Arya Daru di Menteng, Tengah Siap Bertugas ke Finlandia

Post Selanjutnya

Penulisan Sejarah Nasional, IRC Reform: Strategi Kebudayaan dari Bangsa Besar Menuju Indonesia Raya

RelatedPosts

Prof. Rumainur: Akses Tanah untuk Koperasi Wujud Demokrasi Ekonomi

3 Agustus 2025
lutrasi harga terbaru BBM Pertamina/Pertamina

Harga Pertamax Turun Per 1 Agustus 2025, Ini Daftar Lengkap Harga Terbaru BBM di SPBU Pertamina

1 Agustus 2025
itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan keterangan kepada wartawan tentang pencanangan Gerakan Pasar Rakyat/Bem

APKLI Perjuangan Canangkan Gerakan Pasar Rakyat, Gubernur DKI: Ini Sejalan Visi Presiden Prabowo

22 Juli 2025
Presiden Prabowo Subianto berbicara lewat telepon dengan Presiden AS Donald Trump membahas tentang tarif impor/Setkab

Tarif Trump 19 Persen untuk Indonesia Jadi Sorotan Utama Media Global

17 Juli 2025
Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono

Koperasi Desa Merah Putih akan Jadi PSN: Langkah Besar Menuju Ekonomi Rakyat

21 Juni 2025
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati /Kemenkeu

Siap-siap, BSU Rp600 Ribu untuk Guru Honorer dan Pekerja Bergaji di Bawah Rp3,5 Juta Segera Cair

3 Juni 2025
Post Selanjutnya

Penulisan Sejarah Nasional, IRC Reform: Strategi Kebudayaan dari Bangsa Besar Menuju Indonesia Raya

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya memberikan keterangannya di Rio de Janeiro, pada Senin, 7 Juli 2025

Presiden Prabowo Disambut Dunia, Seskab Teddy: Indonesia Resmi jadi Anggota Penuh ke-10 BRICS

Discussion about this post

KabarTerbaru

KPK Tahan Wamenaker Noel untuk 20 hari ke depan/Kabariku/Boelan Tresyana

Jadi Tersangka, Wamenaker Noel Ditahan di Rutan Cabang KPK dan Berharap Amnesti Presiden

22 Agustus 2025
Lisa Mariana dan Ridwan Kamil/Kolase Kabariku/TS

Lisa Mariana Diperiksa KPK Terkait Aliran Dana dari Ridwan Kamil

22 Agustus 2025
RY (21) warga Kecamatan Garut Kota pelaku peredaran narkoba via medsos

Sepekan, Polres Garut Ungkap Kasus Peredaran Narkoba Online dan Pencabulan Anak

22 Agustus 2025
pemaparan Capaian Kinerja Semester I 2025 di Gedung ACLC KPK, Jakarta

Capaian Kinerja 2025, Dewas KPK: Tegaskan Komitmen Integritas dengan Penguatan Kode Etik

22 Agustus 2025
Menaker Yassierli Konpers Terkait OTT Wamenaker Noel di Kemenaker

OTT Wamenaker Noel, Menaker Yassierli: Dukung KPK, Siap Copot Pejabat Korup

22 Agustus 2025
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mendampingi Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap KKP RI, Ridwan Mulyana, melaksanakan pengecekan wilayah untuk pembangunan pelabuhan yang berlokasi di Pantai Cidora, Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Kamis (21/8/2025).

Pantai Cidora Bakal jadi Pelabuhan Baru, Bupati Garut Sambut Positif Rencana KKP

21 Agustus 2025
Gedung DPR RI 1 - Kbri

Soroti Raker Komisi III, SIAGA 98: Isu Penting KPK Terabaikan di Tengah Perdebatan OTT

21 Agustus 2025

Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Berikut Respon Istana

21 Agustus 2025

Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK Terkait Dugaan Pemerasan Sertifikasi K3

21 Agustus 2025

Kabar Terpopuler

  • Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr. (HC) I Gusti Kompyang Manila, S.I.P atau akrab disapa IGK Manila, meninggal dunia pada Senin (18/8/2025) di RS Bunda, Jakarta Pusat/Partai NasDem

    IGK Manila Tutup Usia: Profil Lengkap Berikut Istri dan Kedua Putranya yang Jarang Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanggapi Isu Diskriminasi Bimtek, Nurul Ghufron: Kemerdekaan Tercoreng Kebijakan Partisan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Berikut Respon Istana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK Terkait Dugaan Pemerasan Sertifikasi K3

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istana Merdeka Heboh Goyang “Tabola Bale”: Presiden Prabowo Ikut Joget di HUT RI ke-80

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.