• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Kamis, Oktober 9, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Tokoh
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home Ekonomi

Lawan Tarif 32% Trump dengan Martabat, Stop Negosiasi yang Merendahkan

Tresna Sobarudin oleh Tresna Sobarudin
8 Juli 2025
di Ekonomi
A A
0
Haidar Alwi

Haidar Alwi

ShareSendShare ShareShare

Jakarta, Kabariku –  R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, merasa terpanggil untuk menyampaikan sikap tegas dan jernih atas dinamika global yang mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia.
Kebijakan tarif 32% yang diumumkan Presiden Donald Trump terhadap ekspor Indonesia bukan sekadar persoalan dagang, melainkan bentuk tekanan politik yang tidak boleh kita balas dengan ketundukan.
Sayangnya, yang terlihat saat ini justru adalah sikap panik, delegasi kita datang ke Washington membawa proposal demi proposal, seolah-olah harga diri bangsa ini bisa dinegosiasikan. Ini bukan saatnya menawar, ini saatnya berdiri tegak.

Martabat Bangsa

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pada 7 Juli 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan secara terbuka bahwa Indonesia akan dikenai tarif resiprokal sebesar 32% atas semua produk ekspor ke Amerika Serikat. Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2025 dan menyasar langsung barang-barang andalan Indonesia: minyak sawit, tekstil, furnitur, alas kaki, dan elektronik rakitan.

RelatedPosts

Umat Tak Perlu Pinjol, Kemenag – Baznas Luncurkan Program Microfinance Masjid

Badan Pangan Nasional : Beras yang Disalurkan ke Masyarakat oleh Bulog Dipastikan Kualitasnya Baik

Kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan melalui Sektor Pangan dan UMKM Didukung NFA

Langkah Trump adalah bagian dari strategi politik dagangnya yang agresif, namun bagi Indonesia, ini bukan sekadar angka tarif. Ini adalah bentuk tekanan ekonomi yang digunakan untuk memaksa tunduknya kedaulatan suatu bangsa. Kenyataan bahwa Indonesia bersama 13 negara lainnya menjadi sasaran tarif ini menunjukkan betapa ketegangan global kini mengarah pada perang dagang terselubung.

Sayangnya, respons awal kita terlihat panik. Dalam waktu singkat, delegasi perdagangan dikirim ke Washington, disusul berbagai tawaran: pembelian Boeing, penghapusan bea masuk untuk produk AS, serta komitmen investasi bernilai miliaran dolar. Semua untuk menghindari tarif.

Baca Juga  Pertamina Turunkan Harga BBM Sejak Minggu (5/1)

Pertanyaannya: sampai kapan kita akan terus menawar harga diri kita hanya demi akses pasar? Haidar Alwi menilai, ini bukan diplomasi. Ini menyerahkan kedaulatan ekonomi di bawah tekanan politik luar.

Diplomasi Tidak Sama dengan Merendahkan Diri

Negosiasi antarbangsa adalah instrumen penting dalam hubungan internasional. Tapi bukan berarti kita harus memohon-mohon demi tidak diberi tarif. Apalagi jika semua yang dikorbankan berasal dari kita, dan semua yang dituntut berasal dari mereka.

Apa gunanya pembelian produk AS, jika niat awalnya hanya untuk mendapatkan pengampunan tarif? Apa artinya investasi besar jika landasannya adalah rasa takut? Apakah bangsa sebesar Indonesia harus terus hidup dalam ketergantungan pada satu negara?

Haidar Alwi percaya bahwa kekuatan sejati bangsa bukan diukur dari kemampuan bernegosiasi, tapi dari keberanian untuk mengatakan “cukup.” Jika tarif tetap dijalankan, maka jawabannya bukan tawar-menawar. Jawabannya adalah reorientasi strategi nasional.

“Jangan terus menukar martabat bangsa dengan peluang ekspor. Jangan jadikan dagang sebagai alasan untuk tunduk.” tegas Haidar Alwi.

Sebaliknya, Indonesia harus tampil tegas: kita akan mencari pasar lain, menyerap produk kita sendiri, dan memperkuat pasar domestik. Ketegasan bukan berarti konfrontatif, tetapi menyatakan bahwa kita tidak bisa dipermainkan.

Kemandirian Ekonomi, Bukan Kompromi Tanpa Harga Diri

Tarif 32% dari Trump justru harus dijadikan momentum untuk mengoreksi orientasi ekspor kita. Haidar Alwi menawarkan lima langkah tegas yang tidak merendahkan bangsa:

  1. Alihkan ekspor ke negara non-AS.
    India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin adalah pasar tumbuh cepat. Kita hanya perlu menyesuaikan logistik dan model distribusi. Jangan tergantung pada satu negara.
  2. Bangun kekuatan konsumsi domestik.
    Dengan 280 juta penduduk, Indonesia bisa menyerap hasil produksinya sendiri. Pemerintah wajib memberi insentif konsumsi dalam negeri, mempermudah distribusi antarwilayah, dan menghapus pajak ganda.
  3. Paksa negara maju untuk hormati posisi Indonesia.
    Jika AS bisa memberi tarif tinggi, kita pun berhak meninjau ulang seluruh bentuk kerja sama yang timpang, termasuk akses data, lisensi, dan sistem logistik digital.
  4. Prioritaskan pembelian dalam negeri oleh pemerintah.
    Barang-barang ekspor seperti sepatu, furnitur, tekstil, hingga kabel bisa digunakan oleh proyek pemerintah, TNI, Polri, sekolah, dan rumah sakit. Serap produk lokal melalui APBN.
  5. Tingkatkan nilai tambah dan branding produk Indonesia.
    Kita harus berhenti ekspor barang mentah atau setengah jadi. Produk harus naik kelas dengan desain, teknologi, dan citra kebangsaan. Itu yang akan sulit ditandingi oleh produk murah negara lain.
Baca Juga  Haidar Alwi: Menghargai Pembangunan, Menghormati Pemimpin Negeri

Mari Bangkit sebagai Bangsa Bermartabat

“Negosiasi tidak salah. Tapi negosiasi yang mengorbankan harga diri bangsa adalah kesalahan besar. Kita tidak sedang bicara tentang sekadar dagang. Kita sedang mempertaruhkan kedaulatan dan cara pandang bangsa kita sendiri terhadap martabat nasional.

Saya, Haidar Alwi, menyerukan agar pemerintah mengakhiri pendekatan lobi satu arah. Hentikan perjalanan delegasi yang hanya membawa proposal untuk menyenangkan pihak asing. Saatnya kita tawarkan proposal untuk rakyat kita sendiri. Bangun kekuatan nasional, perkuat produksi dalam negeri, dan dorong ekspor yang mandiri, bukan yang bergantung pada belas kasih negara besar.

Kalau Trump memberi tarif 32%, maka kita jawab dengan martabat 100%

Bangsa ini pernah dijajah, pernah diembargo, pernah diremehkan. Tapi selalu bisa bangkit. Maka janganlah kita jatuh hanya karena satu kebijakan tarif. Jangan tawarkan bangsa ini untuk dijual demi tarif yang dibatalkan. Lebih baik kehilangan pasar sementara daripada kehilangan kehormatan selamanya.” tegas Haidar Alwi.***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Haidar AlwiTarif Trump
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Geger Kematian Diplomat Muda Arya Daru di Menteng, Tengah Siap Bertugas ke Finlandia

Post Selanjutnya

Penulisan Sejarah Nasional, IRC Reform: Strategi Kebudayaan dari Bangsa Besar Menuju Indonesia Raya

RelatedPosts

Umat Tak Perlu Pinjol, Kemenag – Baznas Luncurkan Program Microfinance Masjid

8 Oktober 2025

Badan Pangan Nasional : Beras yang Disalurkan ke Masyarakat oleh Bulog Dipastikan Kualitasnya Baik

8 Oktober 2025

Kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan melalui Sektor Pangan dan UMKM Didukung NFA

8 Oktober 2025

Perkuat Konektivitas dan Ekonomi Berkelanjutan, Menhub Tinjau Layanan Transportasi di Bangka Belitung

7 Oktober 2025

Ekspor Kopi Dijadikan Momentum Kementerian UMKM untuk Perkuat Sinergi

7 Oktober 2025
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir (Foto: Kemendagri)

Kemendagri Minta Pemda Kendalikan Laju Inflasi Daerah

7 Oktober 2025
Post Selanjutnya

Penulisan Sejarah Nasional, IRC Reform: Strategi Kebudayaan dari Bangsa Besar Menuju Indonesia Raya

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya memberikan keterangannya di Rio de Janeiro, pada Senin, 7 Juli 2025

Presiden Prabowo Disambut Dunia, Seskab Teddy: Indonesia Resmi jadi Anggota Penuh ke-10 BRICS

Discussion about this post

KabarTerbaru

Indonesia National Team Captain, Jay Idzes, during the match between Indonesia and Bahrain at Gelora Bung Karno Main Stadium, Senayan, Jakarta, on March 25, 2025. (Photo: Instagram @jayidzes)

Timnas Indonesia Kalah Tipis dari Arab Saudi, Erick Thohir: Pemain Sudah Berjuang Maksimal

9 Oktober 2025

Akselerasi Pembangunan Papua Melalui Sinergi Pemerintah Daerah dan Komite Eksekutif Didorong Presiden Prabowo

8 Oktober 2025

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh serta Wakil Duta Besar RI untuk Negara Sahabat Dilantik Presiden Prabowo

8 Oktober 2025

Presiden Prabowo Saksikan Pengucapan Sumpah/Janji Dewan Komisioner LPS, Tegaskan Komitmen Stabilitas Keuangan

8 Oktober 2025

Presiden Prabowo Lantik Kepala dan Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara Sebagai Langkah Reformasi BUMN

8 Oktober 2025

Presiden Prabowo Lantik Dua Wakil Menteri dan Dua Asisten Khusus di Istana Negara, Berlangsung Khidmat

8 Oktober 2025

Presiden Prabowo Lantik Pengurus Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua Sebagai Langkah Peduli untuk Papua

8 Oktober 2025

Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Dilantik Presiden Prabowo

8 Oktober 2025

Bupati dan Disdukcapil Garut Raih Penghargaan di Ajang Adminduk Prima Tahun 2025

8 Oktober 2025

Kabar Terpopuler

  • Kamtibmas Diantara Penegakan Hukum dan Penertiban Sipil; POLRI atau SATPOL PP?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jaksa Agung Laporkan Capaian Satgas PKH kepada Presiden Prabowo: Negara Kuasai Kembali 3,4 Juta Hektare Kawasan Hutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Penyegelan PT Petro Muba: FK2AS Pertanyakan Diamnya APH “Terkesan Tutup Mata”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zaini Shofari: Gerakan Donasi Rp1.000 Sehari Jangan Jadi Alasan Tutupi Lemahnya Pengelolaan Anggaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Program MBG Dinilai Tak Punya Dasar Hukum, Ini Respon Istana dan SIAGA 98

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.