LMND Aceh Mengecam Tindakan Represif Aparat Kepolisian Terhadap Massa Aksi Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat

ACEH, Kabariku- Eksekutif Wilayah Aceh Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW LMND Aceh)  mengecam tindakan Represif Aparat Kepolisian pada saat melakukan Pengamanan Aksi Demontrasi yang dilakukan oleh Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat di depan Kantor Gubernur Aceh. Kamis (14/4/2022).

Hal tersebut di sampaikan Ketua EW LMND Aceh, Martha Beruh melalui ketrangan tertulisnya yang diterima Jum’at (15/4/2022).

“Aksi yang dilakukan oleh Kawan-kawan dari Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat tersebut merupakan Lanjutan dari aksi 11 April yang lalu,” Kata Martha

Martha Beruh menjelaskan, Awal aksi berjalan kondusif, aman dan damai namun  ketika Gubernur enggan menemui Petisinya massa aksi mulai

“Kawan-kawan pun melakukan Orasi dengan damai secara  bergantian. Setelah kawan-kawan meminta agar Gurbernur keluar untuk menerima Petisi Mereka, tetapi Gurbernur Nova Engan menemui mereka,” ungkap Martha.

Masa aksi pun mencoba untuk masuk tetapi langsung di hadang pihak kepolisian yang sedang bertugas.

“Dan aksi saling dorongpun terjadi, hingga kawan-kawan mendapatkan tindakan Represif dari Pihak Kepolisian,” jelas Martha.

Disebutkan dalam aksi tersebut sekira lima orang sempat diamankan aparat kepolisaian, dua diantaranya merupakan pengurus LMND Aceh.

“Dalam aksi tersebut ada Lima Orang yang sempat di tahan oleh pihak kepolisian dua di antaranya Pengurus LMND Aceh Iswandi Ketua Departemen Kajian dan Bacaan LMND Aceh. dan Eri Ezi Departemen Agitasi dan Propaganda Politik LMND Aceh. Namu tidak berselang lama Masa yang di tahan di bebaskan,” ujar Martha.

Martha menyebut, Dalam aksi tersebut banyak Kawan-kawan yang terluka akibat tindakan Represif dari pihak Kepolisian.

“Dan pemukulan pun sempat terjadi kepada Kawan-Kawan yang di tahan pada saat diinterogasi oleh pihak kepolisian,”ungkap Martha.

Martha berujar, kejadian seperti ini bukanlah hal baru di Aceh, bahkan sering terjadi tindakan Arogansi, dan Represif dari pihak Kepolisian kepada masa aksi di Aceh.

“Ini menunjukkan telah terjadi Krisis Demokrasi di Aceh, menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah suatu tindakan Kriminal, menyampaikan pendapat di muka umum jelas di lindungi Undang-Undang,” katanya.

Pihaknya meminta Propam Aceh untuk bertindak tegas kepada oknum Polisi yang melakukan tindakan Refresif terhadap massa aksi,

“Kami Meminta Propam Polri untuk menindak tegas oknum Polisi yang melakukan tindakan Represif terhadap masa aksi yang tergabung dalam  Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat pada 14 April kemarin,” harap Martha

Terakhir Martha mengatakan, Agar Gubernur Aceh menggubris terhadap tuntutan yang disampaikan Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat.

“Dalam hal ini kami juga meminta kepada Gurbernur Aceh untuk menggubris tuntutan yang di Bawa oleh Kawan-kawan dari Front Mahasiswa dan Rakyat Aceh Menggugat, jika tidak maka LMND Aceh  akan Menginisiasi gerakan yang lebih besar lagi,” tutup Martha.***

Red/K.101

Tinggalkan Balasan