Bandung, Kabariku- Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, sedang memasuki periode yang disebut sebagai “bonus demografi.” Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk disuatu negara lebih banyak yang berusia produktif, yaitu usia 15-64 tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk non-produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun).
Kondisi ini memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan memungkinkan mengubah kondisi suatu negara yang pada mulanya sebagai negara berkembang, bertranformasi menjadi negara maju. Namun hal tersebut juga menghadirkan tantangan yang perlu diatasi untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
Dalam menyambut kondisi “bonus demografi” tersebut, organisasi kepemudaan dan organisasi mahasiswa di setiap level struktur pimpinan juga memiliki peran yang strategis dalam membina dan membentuk sumber daya manusia yang unggul, berkualitas dan memiliki keterampilan dalam setiap bidang baik itu berupa softskill ataupun hardskill. Salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HIM

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia yang memiliki peran penting dalam sejarah pergerakan mahasiswa dan pembangunan bangsa.
Sejak didirikan pada tanggal 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane di Yogyakarta, HMI telah berkomitmen untuk melahirkan kader-kader yang tidak hanya unggul dalam intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan kepedulian sosial.
Perkaderan dalam HMI adalah proses pembentukan karakter, wawasan, dan keterampilan kader untuk mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Himpunan Mahasiswa Islam yang berfungsi sebagai organisasi kader senantiasa melaksanakan pembinaan melalui proses kaderisasi formal dan informal berdasarkan pada pedoman perkaderan yang merupakan salah satu pedoman organisasi HMI dalam mendesain perkaderannya.
Kaderisasi yang dilakukan HMI bertujuan untuk membina dan membentuk kader yang memiliki kemampuan yang cakap pada dimensi intelektual, dimensi spiritual, dimensi moral dan sosial.
Berkaitan dengan hal tersebut, HMI BADKO Jawa Barat Periode 2024-2026 yang dipimpin oleh Ketua Umum Siti Nurhayati dan mengusung visi “Menguatkan Sinergitas HMI dalam Meraih Cita HMI” memiliki komitmen yang kuat dalam mengawal kaderisasi di HMI BADKO Jawa Barat sebagai usaha organisasi untuk membina dan mempersiapkan sumber daya organisasi dan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki mentalitas agar supaya mampu memberikan kontribusi dalam “bonus demografi” yang sedang dimiliki oleh negara Indonesia.
Kabid Pembinaan Anggota HMI BADKO Jawa Barat 2024-2026, Agus Bageur menjelaskan, proses kaderisasi HMI harus mampu membina dan membentuk kader HMI yang memiliki kualitas sebagai insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang bernafaskan Islam dan insan yang bertanggung jawa atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah swt, dan HMI BADKO Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat akan hal tersebut.
Bahwa perkaderan HMI itu, menurut Agus Bageur, harus ditujukan untuk membina dan membentuk kader yang memiliki 5 kualitas insan cita, yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang bernafaskan islam serta insan yang bertanggung jawab.
“Hal ini menjadi salah satu fokus utama HMI Badko Jawa Barat yang telah disampaikan juga oleh Ketua Umum bahwa salah satu misi HMI BADKO Jawa Barat periode 2024-2026 menguatkan internalisasi HMI BADKO Jawa Barat tentu berkomitmen terhadap proses perkaderan untuk membentuk kader yang memiliki 5 kualitas insan cita” tutur Agus Bageur. Senin (12/08/2024).
Agus Bageur juga menjelaskan bahwa kaderisasi HMI adalah upaya organisasi untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi kepada umat dan bangsa.
Hal ini ia jelaskan, karena HMI memiliki dua komitmen besar yakni komitmen keumatan dan komitmen kebangsaan, yaitu adanya HMI dan proses kaderisasinya adalah berdasarkan pada dua komitmen tersebut dan bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada umat dan bangsa.
“berdirinya HMI memiliki dua komitmen besar yaitu komitmen keumatan dan komitmen kebangsaan atau komitmen keislaman dan komitmen keindonesiaan, maka hadirnya HMI juga untuk memberikan implikasi yang baik kepada umat dan bangsa,” jelas Agus Bageur.
Lanjut dia, apalagi Indonesia saat ini sedang memasuki periode “bonus demografi”, ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perkaderan HMI untuk bisa ambil peran dan bagian dalam kondisi ini.
Perkaderan HMI yang bertujuan untuk membina kader yang memiliki 5 kualitas insan cita dan hari ini Indonesia memasuki fase bonus demografi sampai 2030 menjadi dorongan dan spirit bagi HMI BADKO Jawa Barat 2024-2026.
“Dan tentunya dengan HMI setiap cabang ruang lingkup Jawa Barat untuk dapat mengawal proses kaderisasi dalam upaya menguatkan sumber daya organisasi dan sumber daya manusia yang berkualitas untuk umat dan bangsa,” pungkasnya.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post